INDONESIA-TIONGKOK

Kerja Sama Jangan Hanya Jadi Wacana

CNN Indonesia
Jumat, 24 Okt 2014 19:15 WIB
Pengamat mengatakan kerjasama Indonesia-Tiongkok perlu dilanjutkan karena Indonesia butuh hubungan bilateral yang tidak hanya wacana.
Joko Widodo harus mampu menjalin kerjasama yang lebih baik dari era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. (Reuters/Beawiharta)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Indonesia Joko Widodo yang didampingi oleh pejabat Kementerian Luar Negeri RI melakukan sambungan telepon ke Presiden Tiongkok Xi Jinping di Istana Merdeka pada Jumat (24/10) siang.

Para awak media yang meliput hanya dapat menyaksikan saat Jokowi mengucapkan "Mr. Xi Jinping, good morning," sebelum akhirnya diperintahkan keluar dari ruangan Jokowi karena pembicaraan telepon terhenti disebabkan sambungan yang terputus.

Tak lama setelah itu, Jokowi kembali melakukan komunikasi dengan Xi, namun dalam situasi tertutup.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur Jenderal Asia Pasifik dari Kementerian Luar Negeri, Yuri Thamrin, yang dihubungi CNN Indonesia mengatakan bahwa komunikasi berkisar soal undangan Xi Jinping kepada Jokowi untuk menghadiri KTT APEC di Tiongkok November mendatang. Namun Yuri belum dapat berbicara banyak mengenai kepastian kehadiran Jokowi.

"Kalau mengenai kepastian kedatangan Presiden di APEC pihak istana yang akan mengkonfimasi," kata Yuri singkat.

Jika Jokowi hadir, maka kemungkinan ini akan menjadi perjalanan Jokowi yang pertama sebagai Presiden ke luar negeri. Namun Kepala Protokoler Negara, Ahmad Rusdi, juga belum dapat dikonfirmasi mengenai hal tersebut.

Selama masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, hubungan Indonesia dan Tiongkok sangat baik.

Tiongkok saat ini adalah mitra dagang kedua terbesar Indonesia dengan nilai kerja sama dagang lebih dari US$66 miliar tahun lalu, lima kali lipat lebih besar ketimbang tahun 2005.

Diplomat senior, Makarim Wibisono menanggapi positif berlanjutnya hubungan baik antara Tiongkok dan Indonesia di masa pemerintah Jokowi.

Menurutnya, undangan Tiongkok agar Indonesia dapat hadir di KTT APEC merupakan momentum berharga yang tidak boleh disia-siakan.

"Jokowi memiliki banyak rencana untuk memajukan perekonomian dan pertahanan negara. Dengan hadir di forum internasional, apalagi yang bergengsi seperi APEC, Jokowi dapat menjembatani kebutuhan negara, mungkin saja nanti mendapat suntikan modal untuk mengentaskan kemiskinan," kata Makarim.

Bagi Makarim, pemerintahan Jokowi di masa depan perlu menjalin kerjasama dengan negara seperti Tiongkok.

"Dengan menjadi mitra negara yang perekonomian dan pertahanannya sedang berkembang seperti Tiongkok, Indonesia bisa mendapat contoh agar dapat mengembangkan negara lebih baik lagi," ujar Makarim.

Sebagi presiden baru, Jokowi memiliki beban tersendiri untuk melanjutkan diplomasi Indonesia dalam dunia internasional.

"Yang pasti Jokowi harus dapat melakukan kerjasama yang lebih konkrit dari pemerintahan sebelumnya, contohnya mengenai masalah ekspor-impor, infrastruktur, stabilisasi negara, sehingga penyelesaian masalah luar negeri tidak hanya jadi wacana," kata Makarim.

"Tapi saya yakin, jika Jokowi sudah mampu menjaga keseimbangan domestik, ia juga akan cakap dalam urusan luar negeri," ujar Makarim menutup pembicaraan.

KTT APEC di Beijing akan dilaksanakan pada 10-11 November 2014.

Pertemuan ekonomi tingkat tinggi tersebut kabarnya akan dihadiri oleh ke-21 negara anggota APEC, termasuk Presiden Amerika Serikat Barack Obama.

Isu pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja akan menjadi salah satu bahasan dalam pertemuan tahunan yang sudah diselenggarakan untuk ke-28 kalinya itu.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER