Lusaka, CNN Indonesia -- Presiden Zambia Michael Sata, atau yang dikenal dengan julukan "Raja Kobra" karena kata-katanya yang menyakitkan, meninggal dunia di usia 77 tahun setelah sempat dirawat beberapa hari di rumah sakit di Inggris.
Sata dilarikan ke Rumah Sakit King Edward VII London pada 19 Oktober lalu ditemani oleh istri dan keluarganya. Pemerintah Zambia tidak mengungkapkan penyebab kematian Sata yang telah menderita sakit sejak lama.
"Seperti yang kalian tahu, presiden mendapatkan perawatan medis di London. Kepala negara meninggal dunia pada 28 Oktober. Kematian Presiden Sata sangat disesali," kata Menteri Sekretaris Kabinet, Roland Msiska dalam pengumuman di televisi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sata menjabat presiden setelah memenangkan pemilu pada September 2011, sebuah ajang yang banyak dipuji pengamat sebagai contoh demokrasi yang baik di Afrika.
Sata dijuluki Raja Kobra karena komentarnya yang menyakitkan, persis seperti bisa ular, salah satunya saat mengkritik investasi Tiongkok di industri tembaga Zambia, hasil tambang andalan negara tersebut.
Dia mengecam perusahaan Tiongkok yang memperlakukan para pekerja Zambia dengan tidak baik, salah satunya adanya berbagai pelanggaran keamanan di lingkungan kerja. Kritikannya ini membuat popularitasnya di antara para pekerja tambang meroket.
Saat menjabat, dia mengatakan bahwa investasi memang penting bagi negaranya, namun perusahaan asing harus mematuhi peraturan soal pekerja di Zambia.
Sata yang lahir di kota Mpika tahun 1936, sempat menjadi polisi pada pemerintahan kolonial Inggris dan pernah dilatih sebagai pilot di Rusia sebelum terjun ke politik di Partai Front Patriot dalam perjuangan kemerdekaan Zambia.
Namun dia sempat dikritik karena kerap tidak hadir dalam acara kenegaraan dan sering bepergian ke luar negeri sejak menjabat presiden. Padahal sebelumnya, Sata gemar tampil di hadapan publik.
Sata kemungkinan besar akan digantikan oleh Menteri Pertahanan Edgar Lungu, yang selama ini berfungsi sebagai kepala negara sementara, atau Wakil Presiden Guy Scott, yang diprediksi akan menjadi kepala negara kulit putih Afrika pertama sejak FW de Klerk di Afrika Selatan tahun 1994.
Konstitusi Zambia mengatur bahwa pemilihan presiden baru harus dilakukan dalam waktu 90 hari.