KONFLIK PERBATASAN

India Bangun Pos di Perbatasan Tiongkok

CNN Indonesia
Kamis, 30 Okt 2014 19:39 WIB
Sejak India kalah dari Tiongkok pada perang 1962, sengketa mengenai perbatasan tidak pernah terselesaikan, meski hubungan ekonomi berlanjut.
Presiden Tiongkok sudah mengunjungi India demi menanggulangi sengketa perbatasan antar dua negara sama besar ini. (Reuters/Bogdan Cristel)
Beijing, CNN Indonesia -- Kementerian Pertahanan Tiongkok pada Kamis (30/10) menyatakan prihatin atas rencana India ingin membangun 54 pos perbatasan baru di sepanjang perbatasan sengketa, yang selama ini jadi sumber ketegangan antara kedua negara besar itu.

Tiongkok mengalahkan India dalam perang singkat pada 1962 dan sengketa mengenai perbatasan belum terselesaikan sejak itu, meskipun pembicaraan telah dilakukan sebanyak 17 kali.

Kedua pemimpin militer bahkan tidak bisa menghasilkan kesepakatan mengenai lokasi Garis Kontrol Aktual, yang berfungsi sebagai lokasi gencatan senjata setelah pertempuran pada 1962, sehingga mengakibatkan pergesekan antar petugas patroli perbatasan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada bulan September, India mencabut larangan pembangunan jalan dan fasilitas militer sepanjang 100 km dari perbatasan yang diperebutkan, di timur laut Arunachal Pradesh, sehingga mempercepat pembangunan jalan sepanjang 6.000 km.

Presiden Tiongkok Xi Jinping lalu mengunjungi India, dalam upaya untuk meredakan ketidakpercayaan antara kedua negara, meskipun perdagangan dan hubungan bisnis berkembang baik.

Juru bicara kementerian pertahanan Tiongkok Yang Yujun mengatakan Beijing telah melihat laporan media India bahwa negara Asia Selatan berencana membangun 54 pos perbatasan baru di Arunachal Pradesh, yang Tiongkok sebut sebagai Tibet Selatan.

"Ada sengketa di bagian timur perbatasan Tiongkok-India. Kami berharap pihak India dapat bekerja keras untuk mempertahankan perdamaian dan ketenangan di wilayah perbatasan dan tidak mengambil langkah apapun untuk mempersulit situasi," kata Yang.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER