Maine, CNN Indonesia -- Kaci Hickox, 33 tahun, perawat asal Amerika Serikat yang telah bertugas merawat pasien Ebola di Sierra Leone menolak status karantina yang ditetapkan pemerintah daerah Maine atas dirinya dengan cara berjalan-jalan mengendarai sepeda di sekitar rumahnya di kota kecil Fort Kent, dekat perbatasan Kanada pada Kamis (30/10).
Hickox, yang telah dinyatakan negatif menderita Ebola, menentang kebijakan Gubernur Maine, Paul LePage, yang memintanya untuk dikarantina di rumah selama 21 hari dengan pengawalan ketat petugas kepolisian sebagai upaya pencegahan virus penyakit tersebut.
Dalam sebuah siaran berita di televisi, Hickox terlihat sedang mengendarai sepeda bersama pacarnya, Ted Wilbur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hari ini adalah hari yang bagus untuk bersepeda," ujar Hickox yang mengenakan helm dan perlengkapan sepeda lainnya.
Menurut kantor berita lokal, Hickox bersepeda hingga lima kilometer. Petugas kepolisian yang ditempatkan di depan rumahnya tidak mencoba menghentikan Hickox bersepeda.
Menanggapi tindakan Hickox ini, Gubernur LePage menyatakan Hickox dapat pergi jalan-jalan, berlari atau bersepeda, namun tak diperbolehkan pergi ke tempat umum atau berdekatan kurang dari satu meter dengan orang lain.
"Saya bersedia untuk memastikan bahwa kesehatan publik terlindungi," ujar LePage, politisi Partai Republik.
Pengacara Hickox mengatakan mereka belum memenuhi perintah pengadilan untuk menjalani 21 hari karantina, sesuai dengan waktu maksimal inkubasi virus Ebola, dan akan tetap menentang perintah tersebut.
"Tindakan tersebut ilegal dan inkonstitusional, dan kami akan berusaha untuk melindungi hak Hickox sebagai warga negara AS sesuai dengan konstitusi. Tidak ada risiko medis dan kita harus berurusan dengan fakta, bukan histeria," kata Hyman, pengacara Hickox.
Seorang pengacara Hickox, Norman Siegel, menambahkan tindakan Hickox bersepeda tidak melanggar aturan karena Hickox tidak memasuki pusat kota untuk membuat orang-orang panik.
"Selama tidak ada tuntutan pengadilan, ia bisa pergi ke luar. Saya berharap publik menghormati ini dan memaklumi bahwa ia juga merasa takut atas informasi yang salah tentang bagaimana penyakit ini menular," ujar Siegel.
Sementara, seorang pejabat setempat menyatakan negosiasi dengan Hickox telah gagal dilakukan.
"Negosiasi gagal meskipun pemerintah sudah berulang kali berupaya. Pelaksanaan kewenangan penuh diperbolehkan oleh hukum," ujar pejabat tersebut.
Perdebatan mengenai karantina atas Hickox oleh Gubernur Maine telah menjadi titik fokus perjuangan antara beberapa negara bagian AS yang memutuskan aturan yang ketat untuk mencegah Ebola dan pemerintah federal yang mewaspadai penurunan potensi relawan medis.
Kewajiban karantina diperintahkan oleh beberapa negara bagian AS kepada dokter dan perawat yang baru kembali dari negara Afrika Barat terjangkit Ebola.
Menurut kelompok kemanusiaan pada Kamis (30/10), kewajiban karantina dianggap merendahkan bagi para dokter yang tergabung dalam Doctors Without Borders yang telah menjalankan tugas medis di sejumlah daerah berbahaya.
Dalam sebuah kesempatan di Gedung Putih, Presiden Barrack Obama menyindir politisi yang membuat kebijakan karantina dan pelarangan terbang karena hanya akan menebar ketakutan.
"Ketika saya mendengar orang berbicara tentang kepemimpinan Amerika dan kemudian mempromosikan kebijakan yang bertolak belakang, maka kita sesungguhnya berjalan di arah yang berlawanan. Dan itu membuat saya sedikit frustrasi," kata Obama.
Saat itu Presiden Obama diapit oleh tiga dokter berjas putih dan beberapa pekerja kesehatan lainnya yang telah bertugas di Afrika Barat atau yang akan segera ke sana.
"Ketika mereka pulang, mereka layak diperlakukan dengan baik, seperti pahlawan," ujar Obama.
Obama dijadwalkan terbang ke Maine pada Kamis (30/10) untuk mengkampanyekan sejumlah kandidat partai Demokrat di kota Cape Elizabeth. Namun, menurut juru bicara Gedung Putih, John Earnest, Obama tidak memiliki rencana untuk mengunjungi Hickox ketika berada di Maine.
Hickox sendiri bekerja dengan kelompok kemanusiaan Doctors Without Borders di Sierra Leone, satu dari tiga negara pusat wabah Ebola yang kini telah menewaskan sekitar 5.000 orang di Afrika Barat.
Hickox telah diuji tes Ebola dan hasilnya negatif. Dalam beberapa wawancara dengan media, ia mengatakan ia dalam kondisi yang baik dan tidak memiliki sindrom Ebola.
Ia juga memonitor kesehatannya sendiri dengan mengukur suhu tubuh dua kali sehari.