Beijing, CNN Indonesia -- Pemerintah Beijing menangkap 180 tersangka korupsi di berbagai negara yang terdiri dari pejabat pemerintah dan pengusaha yang lari dari hukuman terkait kejahatan ekonomi di Tiongkok.
Diberitakan Reuters yang mengutip Xinhua (30/10), misi pencarian buronan yang dinamakan Operasi Perburuan Rubah ini berhasil menangkap 104 tersangka di luar negeri, 76 lainnya pulang ke tanah air dan menyerahkan diri.
Pengumuman penangkapan ini disampaikan selang tiga bulan setelah pemerintah Tiongkok melancarkan perburuan tersangka korupsi yang kabur ke luar negeri. Tidak disebutkan berapa orang yang masih menjadi buronan di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Xinhua, sebanyak 20 tim yang dikirimkan Tiongkok ke Thailand, Filipina, Malaysia, Kamboja dan negara tetangga lainnya. Mereka berhasil menangkap 75 tersangka, sisanya dibekuk berkat kerja sama dengan aparat setempat.
Tiongkok tidak memiliki perjanjian ekstradisi dengan Amerika Serikat, Kanada dan Australia, yang menjadi tiga tujuan favorit tersangka kejahatan ekonomi, karena negara-negara tersebut khawatir pengadilan Beijing tidak adil dan akan menyiksa tahanan.
Namun pertengahan Oktober lalu, polisi Australia setuju membantu Beijing mengekstradisi dan membekukan aset pejabat Tiongkok yang kabur.
"Berkat kerja sama dan dukungan negara-negara, operasi ini melakukan terobosan di Afrika, Amerika Selatan, Asia Pasifik dan Eropa Barat," tulis Xinhua yang mengutip Kementerian Keamanan Publik.
Sebelumnya awal bulan ini, Tiongkok juga mengaku telah menangkap 120 tersangka korupsi yang baru datang dari 40 negara.
Kebanyakan pelaku korupsi di Tiongkok menyimpan uang mereka di luar negeri dalam bentuk tabungan atau aset lainnya.
Presiden Xi Jinping yang berkomitmen memerangi korupsi dua tahun lalu telah mengadili ratusan tersangka di dalam negeri, namun menemui kesulitan saat melacak pelaku yang kabur ke luar negeri.
Lembaga analisa keuangan di Washington Global Financial Integrity Group memperkirakan dana sebanyak US$1,08 triliun keluar dari Tiongkok antara 2002 hingga 2011.
Rabu lalu, Menteri Luar Negeri Wang Yi menyerukan masyarakat internasional untuk bekerja sama dengan Tiongkok memerangi korupsi. Bulan depan, negara-negara peserta KTT APEC di Beijing akan menyepakati perjanjian terkait hal ini.