KORUPSI TIONGKOK

Tiongkok Berantas Korupsi, Hiu Ikut Selamat

CNN Indonesia
Jumat, 31 Okt 2014 11:17 WIB
Upaya pemberantasan korupsi di Tiongkok selain berdampak positif bagi kesejahteraan rakyat, juga menyelamatkan ikan hiu di lautan. Apa hubungannya?
Upaya pemberantasan korupsi di Tiongkok selain berdampak positif bagi kesejahteraan rakyat, juga menyelamatkan ikan hiu di lautan. (Getty Images/Cancan Chu)
Beijing, CNN Indonesia -- Komitmen pemberantasan korupsi pemerintah Tiongkok tidak hanya berdampak positif bagi pembangunan dan kesejahteraan warganya, tapi juga berguna bagi kelangsungan hidup ikan hiu di lautan.

Menurut laporan WildAid, lembaga perlindungan hidup hiu yang bermarkas di San Fransisco, Agustus lalu, penjualan sirip hiu di utara kota Guangzhou menurun drastis hingga 82 persen, sementara harga kulakan olahan hiu turun 57 persen dan eceran turun 47 persen sejak dua tahun lalu usai Presiden Xi Jinping mencanangkan perang melawan korupsi.

Menurut WildAid, Guangzhou adalah pusat pemrosesan sirip hiu di Tiongkok, negara yang menempati porsi 75 persen dalam konsumsi hiu dunia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Peter Knight, direktur eksekutif WildAid di Beijing mengatakan bahwa ini adalah dampak baik dari upaya pemberantasan korupsi di Tiongkok, selain meningkatnya kesadaran pemuda terhadap kelangsungan hewan laut.

"Bagi kami ini adalah dampak menyenangkan dari upaya pemberantasan korupsi," kata Knight.

Lantas apa hubungan antara hiu dengan korupsi di Tiongkok?

Presiden Xi Jinping yang bertekad memberantas korupsi di negara itu juga menerapkan beberapa peraturan baru terkait perlakuan warga terhadap pejabat yang mendorong tindakan suap dan pemerasan.

Di antaranya adalah dihentikannya praktik perlakuan istimewa bagi para pejabat, termasuk jamuan makan, penginapan, dan transportasi mewah.

Maret tahun lalu, sebanyak enam pejabat tinggi Tiongkok dipecat setelah menghabiskan dana pemerintah lebih dari Rp760 juta untuk menjamu 80 kolega mereka di sebuah penginapan mewah untuk merayakan dibukanya kantor pemerintah yang baru.

Makanan yang disajikan saat itu untuk cukup untuk makan 290 orang.

Salah satu menu mewah yang kerap masuk dalam daftar wajib jamuan pejabat adalah sirip ikan hiu, yang diyakini berkhasiat untuk meningkatkan gairah seksual dan agar awet muda.

Karena kebiasaan ini, diiringi oleh peningkatan jumlah orang kaya, dalam puluhan tahun terakhir perdagangan sirip hiu di Tiongkok meningkat pesat dengan penjualan tahunan sekitar US$500 juta hingga US$1 miliar.

Bisnis ini juga memicu tindak kriminal. Salah satunya adalah pembunuhan dua pengusaha di Hong Kong, warga negara Tiongkok dan Fiji, pada 2003 lalu, yang diduga akibat cekcok soal keuntungan dagang sirip hiu.

Permintaan yang meningkat membuat nelayan hanya memotong siripnya dan melepaskan hiu itu hidup-hidup yang kemudian mati tenggelam.

Menu sup sirip ikan hiu mulai kehilangan pamornya di Tiongkok setelah pemerintah menerapkan upaya pemberantasan korupsi. (Antara Foto/Dedhez Anggara)

Lebih dari 100 juta hiu dibunuh setiap tahunnya, antara 26 juta sampai 76 juta di antaranya untuk dibuat sup, yang bisa dijual paling mahal mencapai Rp24 per mangkuknya.

Xi dalam pidatonya pada 2012 mengatakan bahwa dia akan memberantas korupsi mulai dari kelas "lalat" hingga "macan", dari pejabat recehan hingga eselon satu.

Di antara pejabat tinggi Tiongkok yang juga ditahan adalah Jian Jiemin, mantan menteri aset negara, Li Dongsheng, mantan wakil menteri keamanan publik, Wang Yongchun, mantan wakil kepala National Petroleum Corporation, perusahaan minyak negara dan Zhou Yongkang, anggota Politbiro Partai Komunis Tiongkok yang diumumkan dipecat kemarin (30/10) karena diduga Korupsi. Zhou sejauh ini adalah pejabat dengan posisi paling senior di Tiongkok yang pernah dijerat kasus korupsi.

Menurut data komisi disiplin Partai Komunis Tiongkok, tahun 2013 ada 182 ribu pejabat yang dihukum karena penyelewengan tugas dan 23 ribu lainnya tengah diadili atas kasus korupsi.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER