Taipei, CNN Indonesia -- Semenjak memimpin Tiongkok pada Maret 2013, Xi Jinping berjanji akan berupaya penuh memberantas korupsi yang sudah mengakar di negeri tirai bambu tersebut.
"Korupsi dapat membuat negara ini runtuh," kata Xi, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Komunis Tiongkok sejak November tahun lalu.
Xi juga mendesak para pejabat pemerintah untuk menciptakan Tiongkok yang bersih, disiplin dan tidak penuh unsur korupsi maupun nepotisme. Xi juga mengupayakan penghentian suap dan gratifikasi bagi pejabat pemerintahan dan melakukan efisiensi anggaran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Xi berjanji tidak akan tebang pilih dalam memberantas koruptor, dari pejabat tingkat yang paling tinggi hingga paling rendah, atau dalam istilahnya: "macan dan lalat".
Upaya Xi didukung oleh rekannya, Wang Qishan, yang mengepalai Pusat Komisi Inspeksi Kedisiplinan, sebuah badan pengawasan anti-korupsi Tiongkok.
Wang, yang dijuluki "pemadam kebakaran", terkenal sebagai pejabat anti-korupsi dengan gaya yang blak-blakan dan tak pandang bulu dalam mengincar para koruptor.
Di tangan Xi dan Wang, upaya pemberantasan korupsi di Tiongkok mulai terlihat.
Bo XilaiUpaya pemberantasan korupsi yang paling fenomenal di Tiongkok adalah ketika nama Bo Xilai, politisi papan atas politbiro terseret dalam kasus korupsi.
Bo, 64 tahun, diganjar hukuman seumur hidup karena terbukti menerima suap. Selain itu, Bo juga diganjar tambahan hukuman 15 tahun atas tuduhan penggelapan uang dan tujuh tahun untuk penyalahgunaan kekuasaan.
Bo, yang terkenal sebagai politisi karismatik, menjejakkan karirnya pertama kali sebagai wali kota Dalian periode 1993 hingga 2000.
Karirnya pelan-pelan menanjak ketika dia diangkat menjadi Gubernur Liaoning pada 2001, Menteri Perdagangan periode 2004 hingga 2007, dan kemudian bergabung dengan Politbiro, badan pembuat kebijakan dalam Partai Komunis Tiongkok.
Nama Bo semakin dikenal ketika ia menjabat sebagai Sekretaris Partai untuk Chongqing, sebuah kota besar di China barat daya dan berhasil memberangus kejahatan teroganisir di sana.
Perjalanan karir Bo yang gemilang bahkan sempat membuat pengamat sempat memprediksi dia akan menjadi pemimpin Partai Komunis dalam waktu dekat, mengikuti jejak ayahnya Bo Yibo yang merupakan veteran revolusioner Tiongkok dan sahabat dekat mantan presiden Mao Zedong.
Namun, karir Bob kemudian hancur ketika Wang Lijun, wakilnya memberikan kesaksian kepada diplomat AS di Chengdu pada 2012 bahwa Bo terlibat kasus korupsi dan istrinya, Gu Kailai, terlibat kasus pembunuhan wirausaha asal Inggris, Neil Heywood di sebuah kamar hotel pada 2011.
Bo, 64, menolak semua tuduhan dan menungajukan banding kepada Pengadilan Menengah Rakyat Jinan, di mana dia diadili.
"Saya dijerumuskan dalam kasus ini. Ini sebuah kesalahpahaman dan kebenaran pasti akan terungkap suatu saat nanti," tulis Bo dalam sebuah tulisan pada 12 September 2013, merespon tuduhan penyuapan atas dirinya, istrinya dan beberapa teman dekat mereka.
Jiang JieminKasus korupsi juga membelit pejabat senior Tiongkok lainnya, Jiang Jiemin, 58 tahun, mantan Direktur Utama perusahan migas terbesar di Tiongkok, China National Petroleum Corporation, CNPC.
Jiang memimpin NPC sejak periode 2007 hingga 2013 yang beroperasi di seluruh dunia dengan total pendapatan US$432 juta. Jiang juga menjabat sebagai direktur utama anak perusahaan CNPC, PetroChina, perusahaan gas terbesar keempat dunia yang beroperasi di Hong Kong, Shanghai and New York.
Jiang, dinyatakan bersalah atas tuduhan penyalahgunaan kekuasaan, penyelewengan anggaran CNPC dalam jumlah besar serta membantu tersangka korupsi lainnya, Zhou Yongkang.
Selain Jiang, dugaan kasus korupsi juga menghampiri Wang Yongchun, mantan Presiden Direktur CNPC untuk ladang minyak terbesar China di wilayah Daqing.
Tertangkapnya Jiang akibat kasus korupsi ikut menyeret nama mantan kepala operasi PetroChina Indonesia, Wei Zhigang atas dugaan korupsi di dua ladang minyak akuisisi di Indonesia.
Xu CaihouKasus korupsi teranyar menjerat Xu Caihou, Wakil Kepala Komando Pusat Militer Tiongkok yang memimpin Tentara Pembebasan Rakyat (PLA).
Rabu (29/10) lalu, Xu mengakui menerima sejumlah besar uang suap dan menyalahgunakan kekuasaannya dalam mempromosikan beberapa orang untuk posisi tertentu.
Xu, yang dikenal dengan nama "macan militer", diberhentikan dengan tidak hormat dari jabatannya dan dikeluarkan dari Partai Komunis Tiongkok.
Pengamat menyatakan bahwa pejabat senior Zhou Yongkang tengah berada dalam pengawasan. Zhou dianggap terlibat kasus korupsi yang melibatkan tiga pejabat sebelumnya, Jiang, Li dan Wang.
Jika terbukti terlibat korupsi, Zhou merupakan pejabat yang pernah berkecimpung dalam bidang keamanan, sektor migas dan pemerintah provinsi Sichuan, sebuah posisi di pemerintahan tertinggi yang pernah terlibat kasus korupsi.
Menurut catatan Partai Komunis, pada tahun 2013 saja terdapat 23 ribu kasus korusi yang melibatkan 182 ribu pejabat Tiongkok.