Meksiko, CNN Indonesia -- Kepolisian Meksiko pada Selasa (4/11) menangkap mantan walikota Iguala, Jose Luis Abarca dan istrinya, Maria de los Angeles Pineda yang diduga sebagai dalang penculikan dan pembantaian 43 mahasiswa pada September.
Abarca dan istrinya ditangkap oleh Kepolisian Meksiko di sebuah rumah di Mexico City. Saat ini keduanya sedang diinterogasi oleh jaksa, kata seorang pejabat pemerintah.
Pasangan tersebut selama ini bersembunyi di rumah semi permanen dengan jendela dan tembok seadanya yang berada di timur Iztapalapa, salah satu kota yang rawan tindak kejahatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Media Meksiko mengatakan bahwa pasangan itu telah bersembunyi di Iztapalapa selama beberapa minggu.
"Saya berharap penangkapan ini menjadi pencerahan untuk menjernihkan segalanya," kata Pena Nieto dalam pidatonya.
Seorang juru bicara untuk Jaksa Agung Jesus Murillo mengatakan, rincian lebih lanjut akan dirilis hari Selasa minggu depan.
Seorang ibu rumah tangga bernama Elia, 46, yang enggan disebut nama belakangnya, tinggal di seberang rumah persembunyian itu dan mengatakan bahwa ia senang pasangan tersebut telah ditangkap.
"Anak saya juga seorang mahasiswa, jadi saya memikirkan bagaimana perasaan orang tua 43 mahasiswa itu. Pasangan itu tetap harus mengatakan di mana keberadaan mahasiswa jika ada yang masih hidup," kata Elia.
Saat ini, Pemerintah Meksiko masih mencari sisa mahasiswa yang masih belum kembali.
 Pelaku dalang penculikan meninggalkan kenyamanan dan bersembunyi di rumah semi permanen. (Reuters/Edgard Garrido) |
Pemerintah mengatakan pada bulan lalu bahwa Abarca dan istrinya telah memerintahkan polisi setempat untuk menghentikan aksi sekitar 80 mahasiswa yang mengganggu jalannya acara politik mereka pada 26 September.
Enam orang, termasuk tiga mahasiswa, tewas dalam bentrokan berikutnya di negara yang penuh kekerasan, Guerrero. Tiga hari kemudian, walikota dan istrinya buron. Pemerintah mengatakan sang istri berasal dari keluarga pedagang obat terlarang ternama.
Dari bukti yang dikumpulkan dari para tersangka yang telah ditangkap sebelumnya, Pineda adalah pemimpin Guerreros Unidos, sebuah geng narkoba lokal di Iguala, kata perwakilan jaksa agung.
Para penyidik di Iguala mengatakan polisi menyerahkan para mahasiswa ke Guerreros Unidos.
Menurut kesaksian dari anggota geng ditangkap, geng lalu melakukan pembunuhan kemudian menguburkan mereka secara massal.
Meskipun telah ditemukan 38 mayat yang dimakamkan di perbukitan sekitar Iguala, tak ada satupun yang diidentifikasi seperti mahasiswa sebuah universitas di Guerrero yang dicari.
Orang tua siswa yang hilang telah memprotes pemerintah karena gagal menemukan keberadaan anak-anaknya. Salah satu orang tua, Epifanio Alvarez, mengatakan bahwa kesabaran mereka habis.
"Kami sudah mencapai batas. Kami ingin jawaban, jika tidak kami akan mengambil tindakan sendiri," Alvarez kepada televisi Meksiko.
Kasus ini telah memicu protes di jalan-jalan dan kerusuhan sipil di Guerrero serta kemarahan atas kegagalan pemerintah dalam menindak hubungan antara politisi dan pelaku kejahatan terorganisir.
Kasus penculikan yang dilakukan oleh polisi dan geng narkoba lokal di Iguala ini telah meruntuhkan klaim Presiden Enrique Pena Nieto yang pernah menyatakan kalau situasi Meksiko jauh lebih aman di bawah kepemimpinannya.
Hal ini juga meruntuhkan upaya Pena Nieto untuk meminang perhatian investor terhadap usahanya untuk menghidupkan ekonomi Meksiko kembali, setelah bertahun-tahun telah terjadi kekerasan geng yang menewaskan sekitar 100 ribu orang sejak tahun 2007.