WABAH EBOLA DI AS

Hickox Diperbolehkan Kembali Bepergian

CNN Indonesia
Selasa, 04 Nov 2014 02:27 WIB
Kaci Hickox akhirnya "bebas" dari karantina Ebola yang dianjurkan Pemerintah Maine, namun ia tetap harus memeriksakan kesehatannya.
Kaci Hickox telah dinyatakan bebas Ebola sepulang dari Sierra Leone, namun Pemerintah Maine tetap ingin mengkarantinanya. (Reuters/Steve Hyman)
Maine, CNN Indonesia -- Pemerintah negara bagian Maine, Amerika Serikat, dan Kaci Hickox, perawat AS yang telah merawat pasien virus Ebola di Afrika Barat, akhirnya mencapai kesepakatan penyelesaian yang memungkinkan Hickox untuk bepergian dengan bebas pada Senin (3/11). Namun Hickox tetap diminta untuk melaporkan kondisi kesehatannya. Kesepakatan itu akan berlaku hingga 10 November nanti.

Hickox kembali ke AS pada bulan lalu setelah merawat pasien Ebola di Sierra Leone, sehingga ia dikarantina di sebuah tenda di luar sebuah rumah sakit di New Jersey selama empat hari meskipun tidak menunjukkan gejala Ebola.

Ia mengkritik tajam cara Gubernur New Jersey Chris Christie dan Gubernur Maine Paul Lepage dalam hal menanggapi kasusnya. Menanggapi hal tersebut, Christie dan Lepage membela diri dan mengatakan bahwa karantina adalah jalan keluar yang terbaik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejumlah negara telah memberlakukan aturan wajib karantina wajib bagi petugas kesehatan yang telah kembali dari tiga negara Afrika Barat dengan Ebola yaitu Guyana, Liberia dan Sierra Leone.

Wabah mematikan Ebola telah menewaskan sekitar 5.000 orang. Sebagian besar korban berasal dari Liberia, Guyana dan Sierra Leone.

"Gubernur telah vokal dalam pandangannya mengenai kasus ini. Ia berpendapat untuk orang-orang di negara bagian yang memiliki ketakutan nyata mengenai resiko penularan. Sulit untuk menyangkal rasa takut akan masalah keamanan. Tapi kita harus ingat apa yang hukum dan ilmu pengetahuan katakan," kata Eric Saunders, pengacara Hickox.

Virus Ebola ditularkan lewat cairan tubuh, seperti darah atau muntah dari orang yang menunjukkan gejala penyakit, menurut para ahli medis. Virus Ebola tidak menular melalui udara.

Seorang juru bicara Lepage menolak untuk mengomentari kasus ini, seperti yang dilakukan juga oleh kantor Jaksa Agung Maine.

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon pada Senin memperingati pembatasan yang berlebihan pada petugas kesehatan. Ia mengatakan pentingnya tenaga petugas kesehatan untuk menghentikan penyebaran Ebola di Afrika Barat.

"Mereka adalah orang-orang luar biasa yang memberikan kehidupan mereka. Mereka mempertaruhkan hidup mereka sendiri," kata Ban dalam konferensi pers di Wina.

Pemantauan di Carolina Utara

Seorang pasien di Carolina Utara sedang dipantau setelah pekan lalu tiba di AS dari Liberia. Sejauh ini pasien tersebut telah diuji negatif untuk penyakit ini. Pejabat kesehatan mengatakan pada hari Senin (3/11) bahwa mereka masih perlu melakukan pemantauan sebelum konfirmasi resmi.

Pasien yang pulang dari Liberia tiba di Bandara Internasional Newark Liberty, New Jersey, pada hari Jumat (31/10) dan mengalami demam pada hari Minggu (1/11) di Carolina Utara diisolasi di Duke University Hospital di Durham.

Pengujian tambahan untuk mengkonfirmasi hasil awal dilakukan 72 jam setelah demam dimulai, kata Departemen Kesehatan AS dalam sebuah pernyataan.

Pasien yang belum diketahui identitasnya itu tidak memiliki gejala saat tiba di AS dan tidak terpapar Ebola saat berada di Liberia, sehingga pasien akan dievaluasi untuk mencari kemungkinan penyebab lain dari demam yang dideritanya, kata pihak departemen.

Penyedia layanan kesehatan di AS telah bersiaga penuh untuk menangani kasus Ebola. Pejabat di Carolina Utara mengatakan mereka telah bekerja sejak musim panas untuk mempersiapkan kemungkinan virus menyebar di negara bagian.

Beberapa negara telah membatasi pergerakan orang yang kembali ke AS dari negara-negara Afrika Barat sesuai pedoman dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).

Saat ini hanya satu orang di AS yang sedang dirawat karena Ebola. Saat ini pasien tersebut berada dalam kondisi yang stabil.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER