Ouagadougou, CNN Indonesia -- Tiga presiden blok Afrika Barat, mendesak pemerintah Burkina Faso untuk segera menunjuk pemimpin sementara dari warga sipil menyusul pemunduran paksa pemimpin sebelumnya, Blaise Compaore, pada pekan lalu.
"Saya yakin Burkina Faso akan memiliki pemimpin sementara dari warga sipil hanya dalam hitungan hari," kata Presiden Ghana, John Dramani Mahama, dalam pertemuan dengan Masyarakat Ekonomi Negara Afrika Barat, atau ECOWAS, yang dihadiri oleh Presiden Nigeria Goodluck Jonathan dan Presiden Senegal, Macky Sall, Rabu (5/11).
Saat ini, pemerintahan Burkina Faso diambil alih oleh pejabat militer senior, Letnan Colonel Isaac Zida pada Sabtu (1/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketiga presiden blok Afrika tersebut berkumpul untuk membahas berbagai solusi bagi rakyat Burkina Faso dalam menentukan pemimpin sementara.
Sebagai ketua ECOWAS saat ini, Mahama telah berupaya mendukung terciptanya pemerintahan Burkino Faso yang baru melalui jalan mediasi dengan Zida, para politisi oposisi, pendukung Compaore, pemuka agama dan organisasi masyarakat, yang turut hadir dalam pertemuan tersebut.
Mahama menekankan bahwa Burkina Faso dapat terkena sanksi dari blok Afrika Barat jika tidak juga menunjuk pemimpin dari warga sipil dalam waktu dua pekan.
Sementara, pemerintah Amerika Serikat belum mau berkomentar banyak mengenai penggulingan Compaore oleh pihak militer yang terkenal sebagai salah satu sekutu Barat di wilayah Afrika Barat.
Dalam pertemuan ECOWAS, ketiga presiden blok Afrika menyatakan Burkina Faso harus menggelar pemilihan presiden pada November 2015 mendatang, dengan perkiraan masa transisi dengan pemimpin sementara akan berlangsung selama satu tahun.
Mereka juga mensyaratkan bahwa pemeintahan sementara yang akan dibentuk tidak boleh ikut dalam pemilu mendatang.
Pertemuan itu juga menghasilkan kesepakatan bahwa undang-undang tahun 1991 harus kembali diterapkan, meskipun Zida saat ini mengabaikan UU tersebut.
 Blaise Compaore berusaha memaksa parlemen mengabulkan reformasi konstitusi yang memungkinkan dia untuk mencalonkan diri kembali pada pemilihan umum tahun depan, setelah 27 tahun menjabat. (Reuters/Thomas Mukoya) |
Namun, sejumlah perwakilan dari organisasi masyarakat dan pemuka agama menolak desakan ECOWAS dan menyatakan mereka butuh waktu lebih untuk menunjuk pemimpin selanjutnya.
"Kami menyadari tidak ada gunanya bergegas menunjuk pemimpin baru karena amat berisiko. Itu sebabnya tim negosiator akan terus diskusi," kata Presiden Senegal, Macky Sall, dalam pertemuan tersebut.
Pertemuan negara-negara blok Afrika Barat diperkirakan akan dilanjutkan di Accra, Ghana, pada Kamis, (6/11). Selain membahas percepatan penunjukkan pemimpin sementara Burkina Faso, pertemuan ini juga akan membahas tentang epidemic Ebola.
Sementara, pemimpin oposisi Zephirin Diabre menyatakan bahwa penggulingan Compaore adalah murni atas kehendak rakyat dan tidak bisa disebut kudeta.
Penggulingan Compaore terjadi pada Kamis minggu lalu, ketika ratusan ribu demonstran turun ke jalan memprotes langkah Compaore yang berusaha memaksa parlemen mengabulkan reformasi konstitusi yang memungkinkan dia untuk mencalonkan diri kembali pada pemilihan umum tahun depan, setelah 27 tahun menjabat.
Compaore mundur sehari setelah aksi protes dan terpaksa harus mengasingkan diri ke Pantai Gading, dengan bantuan pemerintah Perancis.
Zida, yang mengambil alih pemerintahan saat Compaore mundur, berjanji akan menyerahkan kekuasaan kepada pemerintahan transisi jika pemimpin dari warga sipil telah terpilih.
Selama memimpin Burkino Faso, Compaore terkenal sebagai sekutu barat dalam melawan ISIS, meskipun dia pernah disebut terkait dengan berbagai kelompok pemberontak pada perang saudara di Liberia dan Sierra Leone.
Penasihat Compaore merupakan sekutu Barat untuk menegosiasikan pelepasan sandera Barat yang ditahan kelompok militan di Burkina Faso.
Upaya pencegahan terorisme juga dilakukan Perancis yang mempunyai markas pesawat pengawas nirawak di negara tersebut.