Bangui, CNN Indonesia -- Pasukan penjaga perdamaian PBB berhasil membebaskan 67 sandera yang disandera oleh kelompok militan di Republik Afrika Tengah.
Empat wanita disandera di ibukota Bangui sedangkan sisanya disekap di pedalaman, kata Myriam Dessables, juru bicara misi PBB yang disebut MINUSCA pada Rabu (29/10).
Kabar ini adalah berita positif bagi warga sipil dan misi PBB.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Republik Afrika Tengah yang mayoritas warganya adalah Kristen mulai berkecamuk pemberontak ketika Muslim Seleka merebut kekuasaan pada Maret 2013 dan menjatuhkan Presiden Francois Bozize .
Kekuasaan Seleka kemudian digoyang oleh militan Kristen dan pemeluk animisme anti-Balaka.
Pimpinan Seleka, Michel Djotodia pergi ke pengasingan pada bulan Januari karena tekanan dunia internasional.
"Sekitar 60 orang diculik oleh mantan militan Seleka di pusat ibu kota 21 Oktober lalu. Intervensi dari Republik Demokratik Kongo memungkinkan sandera tersebut dibebaskan," kata Dessables.
Penculikan terjadi awal bulan ini ketika kerusuhan melanda ibu kota dan menyebabkan 13 orang tewas.
Menurut Dessables, tentara Rwanda mengatakan bahwa warga sipil telah diculik pada Selasa (21/10) sore dan ditahan di daerah Kina. Mereka mampu membebaskan keempat perempuan yang diculik.
Para sandera mengatakan mereka ditahan selama berhari-hari oleh militan anti-Balaka yang menuduh mereka menjadi pengkhianat karena menjual barang di pasar yang sebagian besar penduduknya adalah Muslim.