Washington, CNN Indonesia -- Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama menyambut dengan baik atas kembalinya dua warga Negara Paman Sam yang sempat ditahan Koera Utara.
Obama pun memuji Direktur intelijen nasional (CIA) James Clapper karena mampu memimpin tim untuk membebaskan Kenneth Bae dan Matthew Todd Miller dari tahanan Korut.
"Ini adalah hari yang luar biasa bagi mereka dan keluarganya," kata Obama di Gedung Putih, Washington, Sabtu (9/11) waktu setempat, "Jelas sekali kami sangat bersyukur atas kembalinya mereka dengan selamat."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengumuman pembebasan keduanya muncul beberapa jam sebelum Obama memulai perjalanan ke Asia--terutama Tiongkok.
Seperti dilansir
Reuters Bae dan Miller sedang pulang ke AS setelah dibebaskan dari tahanan pemerintah Korut. Keduanya ditemani Clapper untuk kembali ke rumah masing-masing.
Bae adalah seorang misionaris dari negara bagian Washington. Ia ditahan di Korea pada November 2012 dan dihukum 15 tahun kerja paksa dengan tuduhan melakukan kejahatan melawan negara. Sementara itu Miller ditahan sejak April tahun ini.
Ia dituding pemerintah Korut melakukan kegiatan mata-mata dan divonis hukuman kerja paksa selama enam tahun.
Jelas sekali kami sangat bersyukur atas kembalinya mereka dengan selamat.Barack Obama |
"Saya sangat berterima kasih," kata anak pria Bae, Jonathan, "Akhirnya semua berakhir dan dia kembali pulang."
AS disebutkan secara berkala meminta Korut membebaskan warga negaranya, terutama Bae karena masalah kesehatan. Peran Clapper sendiri sebelumnya tidak diperkirakan.
Clapper pergi ke Pyongyang, tetapi tidak disebutkan bahwa pimpinan intelijen itu turut menegosiasikan pembebasan dua warga AS. Belum ada juga indikasi bahwa Clapper bertemu pimpinan Korut, Kim Jong-un secara privat.
Pemerintah AS tidak memberikan rincian lain mengenai pembebasan dua warga Amerika itu.
Secara terpisah Departemen Luar Negeri AS menerbitkan pernyataan ucapan terima kasih kepada Swedia karena telah membantu pembebasan Bae dan Miller. Diplomat Swedia menjadi perantara AS dan Korut karena Negara Paman Sam tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Pyongyang--pusat pemerintahan Korut.
Seorang pejabat senior di Deplu AS yang enggan namanya disebut mengatakan pembebasan Bae dan Miller serta peran Clapper tidak serta merta akan membuka hubungan diplomatik Negara Paman Sam dengan Korut.
Untuk membuka itu, kata si pejabat, Pyongyang harus memenuhi komitmen melakuakn denuklirisasi dan menegakkan hak asasi manusia.
Kebijakan Luar Negeri Korut yang BerlikuPengamat Pusat Kajian Strategis dan Internasional Victor Cha menilai pembebasan Bae dan Miller mengindikasikan sikap Korut menghadapi tekanan Obama terkait perjalanannya ke kawasan Asia.
"Hal itu mengkhawatirkan mereka. Mereka belum pernah terlihat seperti ini sebelumnya," kata Cha mengacu pada pemerintah Korut,"Terlebih lagi, ini tidak datang dari AS. Tetapi juga dari seluruh komunitas internasional. Mereka mencoba untuk menumpulkan kritik dan mungkin menekan resolusi dengan tindakan ini."
Secara terpisah pengamat Korut dari Universitas California Stephan Haggard mengatakan kebijakan Korut masih berliku dan membingungkan. Ia pun melukiskannya sebagai hal yang plin-plan.
Korut sudah mau membuka kembali perundingan Utara-Selatan dan dialog tentang HAM. Namun, lanjutnya, Jong-un justru menutup inisiatif-inisiatif yang secara tegas diatur Majelis Umum PBB dalam resolusi HAM.
"Tetapi pembebasan Miller dan Bae menunjukkan upaya untuk menjaga saluran dialog mereka terbuka," kata Haggard.