New York, CNN Indonesia -- Sebuah teori abad ke-19 mengatakan bahwa jumlah tikus di satu kota sebanding dengan populasi warganya. Artinya, ada delapan juta tikus di kota New York, sesuai dengan jumlah orang.
Namun anggapan lama "satu tikus untuk satu orang" ini terbantahkan oleh sebuah penelitian statistik seorang mahasiswa Universitas Kolombia yang meneliti jumlah binatang pengerat itu di kota yang dijuluki Big Apple.
Jonathan Auerbach, 26, mengungkapkan bahwa jumlah populasi tikus di Kota Big Apple itu mungkin hanya berkisar dua juta, berdasarkan sebuah penghitungan statistik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tulisan Auerbach berjudul "Does New York City really have as many rats as people?" ini memenangkan penghargaan pada kompetisi menulis ahli statistik muda yang diselenggarakan oleh Royal Statistical Society London.
Melalui penelitiannya, Auerbach memperkirakan jumlah populasi tikus kota sulit ditebak karena kebanyakan warga New York hanya melihat tikus-tikus tersebut berlari cepat di rel kereta bawah tanah atau hanya mendengar mereka berdecit menggerogoti makanan di tong sampah.
Namun, hal itu tidak membuat Auerbach menghentikan penelitiannya.
Auerbach berpendapat bahwa perkiraan jumlah populasi tikus yang lebih tepat akan berguna, mengingat tikus dapat menyebarkan penyakit, korsleting listrik karena menggigiti kabel dan terkadang menyerang orang.
Awalnya, Auerbach berniat menggunakan metode penangkapan tikus secara acak, menandainya, kemudian dibebaskan dan dilanjutkan dengan penangkapan jenis tikus lainnya yang belum ditandai.
Namun, Departemen Kesehatan New York yang menangani permasalahan tikus tidak mendukung metode Auerbach yang membuat dia terpaksa mencari cara lain.
Akhirnya dia melakukan penghitungan dengan mencatat laporan publik soal penampakan tikus, yang ditampung oleh pemerintah kota New York dan dipublikasikan di situs mereka.
Dengan mengombinasikan data dengan jumlah asumsi, dia akhirnya bisa memperkirakan bahwa tikus ada di sekitar 40.500 titik di seluruh kota, atau kurang dari lima persen totalnya.
Jika setiap titik yang tidak berpenghuni adalah rumah bagi satu koloni tikus, yang biasanya berjumlah 50 ekor, berarti ada sekitar dua juta tikus di New York.
Departemen Kesehatan New York menyebut penelitian Auerbach ini cukup menarik, namun pihaknya mengatakan bahwa metode ini belum tentu sahih untuk menghitung populasi tikus di kota-kota besar, manfaatnya juga dipertanyakan.
"Jumlah pasti tikus tidak mempengaruhi bagaimana pemerintah kota dan pemilik usaha properti menanggapi tanda-tanda keberadaan tikus," ujar pihak departemen.
Teori "satu orang satu tikus" dalam tulisan Auerbach pertama kali dikenal dalam buku berjudul "The Rat Problem" karangan warga Inggris, W. R. Boelter tahun 1909.
Boelter berhipotesa bahwa ada satu tikus per acre lahan di Inggris (1 acre setara dengan 4046 meter persegi). Karena saat itu di Inggris ada 40 juta orang dan 40 juta acre lahan, artinya ada satu tikus per satu orang.
Teori ini digunakan sejak lama di Kota New York hingga saat ini.