Kapoe, CNN Indonesia -- Pemerintah di selatan Thailand akan mendorong balik ratusan warga Rohingya yang merupakan imigran ilegal asal Myanmar kembali ke laut, tanpa memedulikan seruan organisasi HAM yang khawatir akan keselamatan masyarakat etnis minoritas yang kerap jadi sasaran kekerasan itu.
Diberitakan Reuters, Senin (10/11), ada 259 warga Rohingya yang tertangkap memasuki perairan Thailand menggunakan perahu boat yang akan didorong kembali ke tengah laut, seperti disampaikan oleh kepolisian distrik Kapoe.
Menurut Chris Lewa dari LSM pelindung Rohingya, Arakan Project, mereka tertangkap sekitar 3 kilometer dari pesisir Thailand, merupakan bagian dari eksodus besar-besaran Rohingya melalui laut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rata-rata sekitar 900 orang pergi dengan boat pada pertengahan bulan lalu. Kami melihat eksodus besar melalui laut hampir 10 ribu orang," kata Lewa.
Aparat di Kapoe tidak bisa memastikan apakah mereka Rohingya atau bukan, namun Kolonel Polisi Kapoe, Sanya Prakobphol, mengatakan 259 orang yang akan didorong balik ke laut adalah Muslim asal Myanmar yang ingin mencari kerja di Malaysia.
"Mereka adalah Muslim dari Myanmar, imigran ilegal. Jika mereka datang, kami akan mendorong mereka kembali. Apa yang terjadi selanjutnya adalah masalah mereka," kata Sanya.
Puluhan ribu umat Muslim Rohingya lari dari negara bagian Rakhine, Myanmar, sejak menjadi korban kekerasan etnis pada 2012 yang menewaskan ratusan orang dan membuat 140 ribu warga minoritas ini kehilangan tempat tinggal.
Rohingya tidak diakui kewarganegaraannya oleh pemerintah Myanmar kendati telah tinggal beberapa generasi di negara itu, membuat mereka sulit mendapatkan pekerjaan, sekolah atau jaminan kesehatan.
Menurut laporan khusus Reuters tahun lalu, Muslim Rohingya yang perahunya terdampar di Thailand menjadi korban penyekapan geng pedagang manusia di hutan sampai kerabat mereka membayar tebusan.
Thailand berada di tingkat terendah perlakuan terhadap para imigran ilegal di pusat penampungan imigrasi mereka, dalam peringkat tahunan yang dikeluarkan Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, setara dengan Korea Utara dan Republik Afrika Tengah.
Sanya mengatakan, ratusan Muslim Rohingya yang terjaring saat ini berada di penampungan, namun mereka akan segera dikembalikan ke perahu dan didorong ke lautan.
"Siapa yang akan memberi makan mereka? Saya kerja keras memberi makan mereka setiap hari. Tidak ada negara yang ingin orang asing masuk rumah mereka," kata Sanya.