EBOLA DI ASIA

Filipina Karantina Pasukan PBB dari Liberia

CNN Indonesia
Senin, 10 Nov 2014 16:41 WIB
Untuk mencegah penyebaran virus Ebola di Filipina, pemerintah menerapkan karantina bagi lebih dari 100 petugas penjaga perdamaian setelah bertugas di Liberia.
Sekitar 108 tentara, 24 polisi dan sipir penjara asal Filipina yang telah menyelesaikan tugas mereka di kota Monrovia, Liberia, akan ditempatkan di sebuah pulau terpencil bernama Caballo, Teluk Manila selama 21 hari. (ANTARA/Regina Safri)
Manila, CNN Indonesia -- Filipina menerapkan karantina bagi lebih dari 100 pasukan penjaga perdamaian PBB yang kembali setelah hampir satu tahun bertugas di salah satu negara epidemi Ebola, Liberia, pada pekan ini, untuk mencegah kemungkinan masuknya virus mematikan tersebut ke Filipina.

Pejabat militer Filipina, Jenderal Gregorio Catapang, menyatakan sekitar 108 tentara, 24 polisi dan sipir penjara yang telah menyelesaikan tugas mereka di kota Monrovia, Liberia, akan ditempatkan di sebuah pulau terpencil bernama Caballo di Teluk Manila selama 21 hari.

"Pasukan penjaga perdamaian kami tidak berisiko terinfeksi virus Ebola karena tidak melakukan kontak langsung dengan korban ketika bertugas di Kantor Pusat PBB di Liberia," kata Catapang dalam sebuah konferensi pers di markas militer di Manila, dua hari sebelum para pasukan penjaga keamanan tiba di Filipina, seperti dikutip dari Reuters, Senin (10/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Catapang karantina ini dilakukan sesuai dengan protokol yang ditetapkan WHO dan merupakan contoh komitmen kuat pemerintah untuk mencegah masuknya virus Ebola ke Filipina.

Catapang menjelaskan sebelum kembali ke Filipina, pasukan penjaga perdamaian tersebut telah menjalani pemeriksaan medis yang komprehensif oleh PBB. Karantina hanyalah upaya lebih lanjut untuk mencegah penyebaran virus Ebola.

Pasukan penjaga perdamaian diperkirakan tiba di bandara Manila pada Rabu dan akan mengendarai bus untuk tiba di pangkalan angkatan laut di Manila selatan. Mereka akan mengendarai kapal menuju pulau Caballo, pulau terpencil yang dikelola angkatan laut Filipina dan pernah menjadi markas angkatan laut Amerika Serikat selama Perang Dunia Kedua.

Untuk menghindari kepanikan warga, sanak keluarga petugas penjaga perdamaian diperbolehkan menjemput di bandara, namun harus mengenakan masker dan alat perlindungan lainnya.

Tak hanya pihak militer, Departemen Kesehatan juga telah melakukan persiapan sehubungan dengan kedatangan para petugas penjaga perdamaian dari Liberia.

Depkes Filipina telah melatih ratusan tenaga medis dan mempersiapkan setidaknya 22 rumah sakit di seluruh negeri untuk menangani kasus Ebola, jika ditemukan tanda-tanda penyebaran virus ini di Filipina.

Pasukan penjaga perdamaian PBB di Liberia dibentuk mendukung gencatan senjata pada perang saudara yang berkecamuk di sana sejak tahun 2003.

Hingga saat ini, virus Ebola telah menyebar secara masif di tiga negara di kawasan Afrika Barat, yaitu di Guinea, Liberia dan Sierra Leone. Jumlah korban tewas akibat virus mematikan di tegia negara tersebut telah mencapai sekitar 5000 orang dari 13 ribu lebih kasus.

Jumat lalu, WHO menyatakan akan melakukan kontrol yang lebih ketat dan luas untuk menghentikan penyebaran virus Ebola.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER