Jakarta, CNN Indonesia -- Ujian masuk Universitas di Korea Selatan ibarat berebut "tiket untuk kehidupan". Tidak heran, ujian ini menyita perhatian seantero negeri yang tiba-tiba terdiam dan hening saat tes berlangsung.
Diberitakan Channel News Asia, demi melancarkan tes yang berlangsung pada Kamis (13/11) itu kegiatan di Korsel rela dimundurkan agar tidak mengganggu konsentrasi para peserta ujian.
Jam kerja kantor-kantor pemerintah dimundurkan satu jam, perdagangan di pasar saham juga sengaja terlambat 60 menit, saat ujian berjalan. Bahkan, jadwal penerbangan di bandara ditunda ketika ujian
listening bahasa Inggris berlangsung. Tujuannya, agar konsentrasi para peserta ujian tidak terganggu dengan bisingnya suara pesawat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi 640 ribu siswa di Korea Selatan, tahun ini jadi saksi perjuangan mereka dalam ujian yang paling penting dalam hidup. Para peserta ujian tampak diantar oleh keluarga hingga pintu gerbang lokasi ujian.
"Hari ini jadi hari yang menentukan apakah anak saya bisa masuk universitas yang dia inginkan dan maju ke depan, ke dunia, jadi saya sangat gugup. Semua ibu akan merasakan hal yang sama," kata seorang Ibu usai melepas anaknya ikut ujian masuk universitas.
Kawan-kawan dan kerabat peserta ujian memberi semangat dengan poster-poster warna-warni, persis seperti saat demo, tidak memedulikan suhu yang saat itu mencapai minus tiga derajat.
"Karena dia satu-satunya anak saya, kami sering pindah rumah dan kami selama ini bekerja keras agar anak kami memiliki pendidikan yang baik, jadi kami tentu sangat berharap dia berhasil, ini satu-satunya peluang sekaligus harapan buat anak kami,” ujar seorang ibu.
Negeri Ginseng ini memang sangat terkenal memprioritaskan pendidikan, bahkan pemerintah menurunkan mobil-mobil polisi yang siaga untuk mengangkut para siswa agar tidak terlambat sampai ke lokasi.
Sehari sebelumnya, para orangtua di Korea Selatan tampak sangat khusyuk menggelar doa di kuil-kuil yang tersebar di seluruh negeri demi anak mereka yang mengikuti ujian.
Ujian masuk universitas ini dianggap sebagai gerbang pertama menuju kesuksesan di Korsel. Dengan masuk ke universitas ternama, maka karier mereka selanjutnya akan mulus.
Namun tekanan untuk masuk ke kampus terbaik menjadikan anak-anak Korsel termasuk di antara generasi yang paling tidak bahagia dibanding negara-negara maju lainnya.
Tekanan akademis ini jugalah yang disinyalir menjadi pemicu banyaknya kasus bunuh diri remaja usia 15-19 tahun di negara itu.