Hong Kong, CNN Indonesia -- Tiga mahasiswa Hong Kong yang berencana untuk pergi ke Beijing pada Sabtu (15/11) dicegat di bandara Hong Kong.
Ketua Federasi Pelajar Hong Kong Alex Chow bersama Nathan Law dan Eason Chung berencana pergi ke Beijing dengan tujuan bertemu Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang karena upaya mencapai kesepakatan dengan para pejabat di Hong Kong telah gagal.
Seorang juru bicara Cathay Pacific mengatakan kepada media setempat bahwa pihak berwenang Tiongkok mengatakan kepada maskapai bahwa izin perjalanan ketiga mahasiswa itu tidak valid.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Cathay telah mengkonfirmasi izin mereka telah dibatalkan oleh otoritas Tiongkok, sehingga mereka tidak bisa naik ke pesawat," kata Yvonne Leung, perwakilan dari Federasi Pelajar Hong Kong, kepada wartawan.
Ketiga mahasiswa langsung meninggalkan bandara tak lama setelah mereka dicegat.
Media lokal tadinya menduga ketiga mahasiswa itu akan dideportasi ketika mereka tiba di Beijing.
Sekitar 300 pengunjuk rasa, beberapa dengan payung kuning yang telah menjadi simbol dari gerakan demokrasi, muncul di bandara Hong Kong di mana mereka disambut oleh media.
Para pengunjuk rasa telah menduduki daerah-daerah strategis di Hong Kong selama lebih dari enam minggu untuk menuntut demokrasi penuh pada pemilu Hong Kong pada 2017.
Beijing telah menyatakan protes ilegal dan mengatakan hukum dan ketertiban harus dipertahankan di wilayah yang dikuasai Tiongkok tersebut.
Media lokal melaporkan bahwa pihak berwenang sedang mempersiapkan untuk memulai membersihkan situs utama protes di Admiralty yang terletak di sebelah gedung pemerintahan dan pelabuhan di daerah Mong Kok pada Senin dini hari.