Sydney, CNN Indonesia -- Ribuan orang dari banyak negara bergabung dalam kelompok Negara Islam Irak dan Suriah alias ISIS di Timur Tengah. Namun rupanya kelompok radikal ini juga pilih-pilih dalam menerima tentara asing, setidaknya harus yang berpostur ideal.
Kiranya itulah alasan dua warga Australia ditolak untuk bergabung dengan ISIS di Suriah.
Menurut Jamal Rifi, pemimpin komunitas Islam di Australia dalam wawancara dengan stasiun radio di Sydney, 2UE, seperti dikutip Al-Arabiya (17/11), dua warga Australia itu ditolak ISIS lantaran tubuh mereka yang terlalu gemuk.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Keduanya sangat gemuk, mereka tidak bisa menjadi tentara darat," kata Jamal.
Dari postur tubuhnya, ISIS menganggap keduanya tidak cukup cekatan untuk pertempuran. Belum lagi, tubuh tambun sulit disembunyikan dalam peperangan gerilya.
Ditambah lagi, kata Jamal, dengan tubuh sebesar itu, makannnya pasti banyak.
"Maksud saya, bobot mereka lebih dari 140kg dan mereka akan mudah terlihat. ISIS sadar, apa yang akan mereka lakukan terhadap keduanya? 'Kalian akan menghabiskan makanan kami dan kalian bahkan tidak bisa lari di medan perang?'," lanjut Jamal.
Menurut Jamal, kedua kakak beradik itu berangkat bersama dua orang saudara mereka lainnya untuk bergabung dengan ISIS awal tahun ini.
Keempatnya telah pamit melalui sebuah SMS pada ibunya di Australia. "Kami sampai di Bilad al-Sham, kami akan bertemu ibu di Surga," isi SMS itu.
Tentara asing menjadi andalan ISIS untuk menguasai Irak dan Suriah.
Menurut laporan PBB Oktober lalu, seperti dikutip International Business Times, diperkirakan ada sekitar 15 ribu orang berdatangan ke Suriah dan Irak untuk bergabung dengan ISIS, bertambah 3.000 dibanding September.
Berbagai negara melakukan aksi pencegahan agar warga mereka tidak berangkat ke Suriah dan Irak.
Pemerintah Australia contohnya, memidanakan warganya yang akan bepergian ke negara-negara lokasi teroris.
Diperkirakan sudah ada hampir 70 warga Australia yang berangkat ke Timur Tengah untuk bergabung dengan kelompok-kelompok bersenjata.
Di dalam negeri Australia, diduga ada sekitar 100 orang yang bertugas merekrut dan melatih tentara untuk diberangkatkan ke Suriah dan Irak.
Sebanyak 15 warga Australia, termasuk dua pengebom bunuh diri, diduga tewas saat bertempur bersama ISIS.