SANDERA AS

AS Akan Kaji Ulang Kebijakan Soal Sandera

CNN Indonesia
Selasa, 18 Nov 2014 12:31 WIB
Banyaknya kasus penyanderaan warga AS oleh kelompok militan belakangan membuat Obama memerintahkan pengkajian ulang kebijakan AS soal sandera.
Banyaknya kasus penyanderaan warga AS belakangan membuat Obama memerintahkan pengkajian ulang kebijakan AS soal sandera. (Reuters/Larry Downing)
Washington, CNN Indonesia -- Presiden Barack Obama telah memerintahkan kajian komprehensif dari kebijakan AS yang mengatur upaya untuk membebaskan warga Amerika yang ditahan oleh kelompok militan di luar negeri, kata Gedung Putih, Senin (17/11).

Dalam beberapa bulan terakhir, ISIS telah memenggal tiga orang Amerika, termasuk Peter Kassig, seorang pekerja kemanusiaan dan mantan tentara US, yang kematiannya diumumkan dalam sebuah video yang dirilis oleh kelompok pada hari Minggu (16/11).

"Tujuan pemerintah selalu untuk menggunakan setiap sumber daya yang tepat dalam batas-batas hukum untuk membantu keluarga membawa pulang orang yang mereka cintai," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih Alistair Baskey dalam sebuah pernyataan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mengingat meningkatnya jumlah warga AS yang disandera oleh kelompok teroris di luar negeri dan kasus-kasus penyanderaan yang luar biasa beberapa waktu terakhir," tambah Baskey, "musim panas ini Presiden Obama memerintahkan departemen dan lembaga terkait, termasuk Departemen Pertahanan Negara, FBI dan Intelijen, untuk melakukan kajian komprehensif tentang bagaimana pemerintah AS menyikapi masalah ini."

Meski tidak merinci langkah apa saja yang akan diambil untuk membebaskan sandera AS, tapi Baskey mengatakan "kami akan membawa departemen terkait seperti militer, intelijen, penegak hukum serta korps diplomatik untuk membebaskan sandera Amerika. Upaya itu terus dilakukan setiap hari."

ABC News melaporkan bahwa seorang pejabat Pentagon menulis kepada Perwakilan AS Duncan Hunter pekan lalu bahwa kajian akan mencakup penekanan "pada memeriksa keterlibatan keluarga, pengumpulan intelijen dan kebijakan keterlibatan diplomatik."

Ia menambahkan bahwa pada surat tertanggal 11 November itu, tidak secara eksplisit membahas masalah pembayaran uang tebusan, yang menurut kebijakan AS tidak akan dibayarkan.

Menurut ABC News, Hunter menyatakan pada Agustus setelah pemenggalan wartawan AS James Foley oleh ISIS, Gedung Putih mendesak Obama "untuk menjamin kita memaksimalkan upaya untuk penyelamatan.”

ISIS juga membunuh wartawan AS, Steven Sotloff dan pekerja kemanusiaan Inggris David Haines dan Alan Henning.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER