DEMO CEKO

Peringati Revolusi Velvet, Bawa Kartu Merah

CNN Indonesia
Selasa, 18 Nov 2014 14:18 WIB
Demonstran velvet membawa kartu merah dalam memperingati 25 tahun Revolusi Velvet, memprotes Presiden Zeman yang dianggap terlalu dekat dengan Rusia.
Demonstran membawa kartu merah untuk meprotes kedekatan Presiden Zeman kepada Rusia. (Reuters/David W Cerny)
Praha, CNN Indonesia -- Ribuan warga Ceko turun ke jalan-jalan di Praha pada Senin (17/11) memperingati 25 tahun jatuhnya komunisme di negara tersebut.

Seperti dalam permainan sepak bola, mereka melambaikan kartu merah untuk memprotes sikap pemerintah Ceko yang dinilai terlalu dekat dengan Moskow.

Saat Presiden Milos Zeman berpidato di lokasi Revolusi Velvet dimulai pada November 1989 silam, ratusan demonstran kemudian menghalanginya dengan bersiul dan berteriak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para demonstran juga berteriak ke presiden Jerman, Polandia, Hungaria dan Slovakia yang hadir dalam upacara peringatan tersebut.

Selain itu, beberapa demonstran juga melemparkan telur ke arah Zeman, namun lemparan ini mengenai Presiden Jerman Joachim Gauck.

Pihak Gauck mengatakan presiden tidak terluka.

Ribuan demonstran lainnya berjalan menuju kantor Zeman di Kastil Praha.

Sementara itu, demonstran lain juga berkumpul di ibu kota dan kota-kota kecil di seluruh Republik Ceko.

Mereka menyalakan lilin untuk memperingati Revolusi Velvet yang dimulai pada 17 November 1989 ketika polisi membubarkan aksi mahasiswa dengan kekerasan sehingga memicu pemberontakan dan membawa Vaclav Havel berkuasa.

[Gambas:Video CNN]

Warga Ceko merasa cita-cita revolusi perdamaian mereka, seperti pembelaan hak asasi manusia dan kebijakan luar negeri pasca-revolusi di sektor perdagangan, telah diabaikan untuk kepentingan ekonomi.

"Tanggal ini sangat penting dalam hidup saya, saya berusia 15 tahun saat itu dan saya berterima kasih atas kebebasan saya di usia muda sehingga saya tumbuh sebagai manusia bebas," ujar Martin Prikryl, penyelenggara protes, melalui siaran televisi, seperti yang diberitakan Reuters.

"Saya dapat mengatakan kepada presiden saya hari ini bahwa saya tidak setuju dengannya. Dua puluh lima tahun lalu, saya mungkin bisa terkena pukulan tongkat (polisi)," ujar Prikryl menambahkan.

Demonstran di sekelilingnya membawa spanduk bertuliskan "turunkan Zeman" dan "kami tidak ingin menjadi koloni Rusia."

Zeman, 70 tahun, berulang kali berbicara menentang sanksi Uni Eropa yang ditujukan kepada Rusia atas keterlibatan negara beruang merah tersebut dengan krisis di Ukraina.

Zeman juga mengomentari Pussy Riot, kelompok punk yang dipenjara karena mengecam Presiden Rusia Vladimir Putin, adalah berandal yang seharusnya tidak diperlakukan sebagai tahanan politik.

Mantan perdana menteri sayap kiri ini memenangkan pemilihan presiden langsung tahun lalu dan masih memiliki dukungan sekitar setengah suara di Ceko.

Para pendukungnya ini segera mengadakan rapat umum pada Senin (17/11).
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER