Yerusalem, CNN Indonesia -- Israel menyetujui pembangunan 78 rumah baru di dua pemukiman Tepi Barat yang tergabung ke Yerusalem, Rabu (19/11). Keputusan Israel ini dikabarkan akan memperburuk amarah warga Palestina.
Dari laporan
Reuters, komite perencanaan kota Yerusalem telah mengesahkan 50 unit rumah baru di Har Homa dan 28 lainnya di Ramot. Israel menganggap dua pemukiman itu berada di area sekitar Yerusalem, yang diklaim termasuk dalam teritori negara tersebut.
Penetapan ini merupakan salah satu rencana kontroversial yang dimantapkan Israel. Sebelumnya, Israel menyetujui pembangunan 4.000 unit perumahan di area Tepi Barat yang tergabung dengan Yerusalem dan membuat marah warga Palestina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warga Palestina khawatir, karena pembangunan perumahan ini berdekatan dengan teritori Palestina, yaitu di Yerusalem Timur, Tepi Barat, dan Jalur Gaza.
"Keputusan ini adalah salah satu kebijakan pemerintah Israel yang menimbulkan ketegangan, mendorong eskalasi konflik, dan membuang peluang untuk berdamai," kata juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Nabil Abu Rdainah, seperti ditulis
Reuters, Rabu (20/11).
Selain dari pemerintah Palestina, kritik tentang pembangunan pemukiman Yahudi ini juga datang dari Uni Eropa, Amerika Serikat dan sejumlah negara lain. Mereka menganggap aktivitas pemukiman Israel bersifat ilegal.
Namun, Israel mengutip tautan Alkitab yang menyatakan orang-orang Yahudi memiliki hak untuk hidup di mana saja dalam area kota Yerusalem, termasuk area yang dianggap sebagai ibu kota "terpisahkan" yang ditemukan pada 1967.
Selama beberapa minggu terakhir, kerusuhan terjadi di sepanjang kota Yerusalem antara kaum Yahudi dan Muslim. Dua orang Palestina menikam empat rabbi dan seorang polisi di sebuah sinagoga di Yerusalem pada Selasa (18/11) lalu.
Peristiwa penikaman tersebut dianggap sebagai insiden terburuk sejak tahun 2008 silam.
Sebelumnya, satu komite pemerintah Israel menyetujui rencana pembangunan 500 pemukiman Yahudi di Yerusalem Timur meski Amerika Serikat menentang pembangunan di wilayah pendudukan Palestina pada awal November lalu.
Persetujuan awal panel Kementrian Dalam Negeri atas pembangunan pemukiman rumah-rumah di Ramat Shlomo, Tepi Barat dilakukan secara diam-diam untuk menghindari perselisihan dengan Washington.
Kemudian di akhir Oktober lalu, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memerintahkan agar pembangunan sekitar 600 unit rumah di Ramat Shlomo dan 400 unit di Har Homa Yerusalem Timur segera dimulai.
Sekitar 500 ribu warga Israel telah bermukim di Tepi Barat dan Yerusalem Timur, dan hidup bersama 2,4 juta warga Palestina.
Pembahasan mengenai perdamaian antara Israel dan Palestina yang sempat dilakukan AS tengah mandek sejak April silam.