Yerusalem, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak main-main dengan mengatakan akan bertindak dengan tangan besi dalam menyingkapi kasus penusukan di Sinagoga yang menewaskan empat rabbi dan seorang polisi pada Selasa (18/11).
"Kami akan merespon dengan tangan besi setiap pembunuhan brutal warga Yahudi yang datang ke sinagoga untuk beribadah dan berhadapan dengan pembunuh yang tercela," kata Netanyahu.
Salah satu tindakan pertama yang diambil Netanyahu adalah memerintahkan penghancuran rumah dua pelaku yang diketahui adalah warga di permukiman Jabel Mukaber, Yerusalem Timur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak hanya itu, Netanyahu usai pertemuan dengan para pejabat keamanannya juga memerintahkan seluruh rumah warga Palestina pelaku penyerangan di Israel diratakan dengan tanah.
Belum diketahui kapan penggusuran rumah ini dilakukan. Namun praktik penghancuran rumah sebagai bentuk hukuman ini sebenarnya telah berhenti sejak tahun 2005 setelah cara ini dirasa tidak efektif dalam menghentikan kekerasan.
Belakangan, kebijakan ini sepertinya akan dilanjutkan kembali sebagai bentuk strategi baru mengatasi maraknya pembunuhan warga Israel.
Menurut kantor berita Palestina, WAFA, 13 orang ditahan terkait peristiwa kali ini, salah satunya adalah penjaga Masjid al-Aqsa.
Juru bicara kepolisian Israel Micky Rosenfeld mengatakan bahwa dua pelaku diidentifikasi bernama Ghassan dan Oday Abu Jamal, dua saudara sepupu yang tertembak mati saat beraksi.
Mohammed Zahaikeh, aktivis sosial di Jabal Mukaber mengaku tidak habis pikir mengapa keduanya melakukan tindakan itu.
Menurut Zahaikeh, Ghassan, 27, ayah dari dua anak yang bekerja di toko pakaian dan Oday, 21, seorang desainer interior, adalah pria yang pendiam dan tidak punya latar belakang politik. Kejadian ini juga mengejutkan warga di permukiman mereka.
Kericuhan sempat terjadi di luar rumah kedua pelaku saat puluhan polisi bentrok dengan warga yang melempari mereka dengan batu, dibalas dengan granat kejut dan gas air mata.
Insiden penikaman yang menewaskan lima orang itu menambah daftar panjang kekerasan yang terjadi beberapa bulan terakhir di wilayah pendudukan Israel.
Dalam pidatonya Selasa malam, Netanyahu menyerukan persatuan Israel untuk melawan kekerasan yang dia sebut dilakukan oleh "binatang". Sebelumnya, Netanyahu menyalahkan Hamas dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas karena memicu kebencian terhadap Israel.
"Mereka adalah orang-orang yang ingin mengusir kita dari ibu kota, dari tanah kita. Mereka tidak akan sukses, kita harus bersatu," kata Netanyahu.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengeluarkan pernyataan tandingan yang mengatakan bahwa penyebab meningkatnya kekerasan di Yerusalem adalah akibat pendudukan Israel.
"Waktunya sudah tiba bagi Israel menghentikan pendudukan dan menghentikan penyebab ketegangan serta kekerasan dan kami berkomitmen untuk mencari jalan keluar yang adil berdasarkan solusi dua negara sesuai dengan hukum internasional," kata Abbas melalui kantor kepresidenannya.