India, CNN Indonesia -- Seorang pemimpin keagamaan India didakwa dengan tuduhan mengajarkan pemisahan dan mendorong peperangan terhadap negara setelah kompleksnya dikepung selama beberapa hari.
Pihak berwenang menangkap pemimpin agama dan 450 pengikut setianya setelah menyerbu kompleks keagamaan mereka.
Polisi mengungsikan lebih dari 10 ribu orang dari kompleks dibalik benteng kuat kelompok agama yang dipimpin oleh 'dewa' Satguru Rampalji Maharaj pada Rabu (19/11) sebelum akhirnya menangkapnya pada malam hari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rampal, sebutan bekas insinyur berusia 63 tahun ini, terekam dalam laporan televisi sedang memegang jeruji penjara.
Sebelumnya dia tidak mengindahkan lebih dari 40 surat panggilan pengadilan terkait dengan satu kasus pembunuhan.
"Saya tidak bersalah," ujar Rampal kepada wartawan ketika dibawa keluar dari gedung pengadilan di kota Chandigarh, India barat laut.
"Semua tuduhan terhadap saya tidak benar."
Polisi mempergunakan gas air mata, meriam air dan buldoser untuk masuk ke markas Rampal dan mendobrak tembok manusia yang terdiri dari pendukungnya, sementara kaum pria melempar batu dan botol berisi air asam dari atap gedung.
Para pejabat mengatakan menemukan lima mayat wanita dan satu anak kecil di dalam kompleks. Tetapi tidak ada bekas tembakan atau luka di tubuh keenam jenazah tersebut.
Ketegangan meningkat minggu lalu setelah hakim memerintahkan penangkapan Rampal terkait kasus pembunuhan yang terjadi pada 2006 dan dia dituduh mendorong pendukungnya untuk menembaki penduduk desa sehingga seorang tewas dan enam lainnya luka-luka.
Rampal memimpin satu sekte yang menyembah kabir, seorang penyair mistis abad 15 yang terkenal dengan pesan toleransi yang dipercaya oleh berbagai umat agama.
Dia adalah satu dari banyak pemimpin spiritual di India yang berhasil menarik banyak pengikut, dan di sejumlah kasus, mendapatkan banyak uang.