JALUR SUTRA

Ambisi Tiongkok Menggarap Jalur Sutra

CNN Indonesia
Kamis, 20 Nov 2014 06:13 WIB
Tiongkok punya impian besar untuk mewujudkan kembali rute perdagangan Jalur Sutra, yang digunakan sejak era Dinasti Tang, 2.000 tahun lalu.
Persiden tiongkok Xi Jinping mengajak para investor dari Asia dan luar Asia untuk mengambil bagian dalam proyek ini dan turut membiayai pembangunan Jalur Sutra. (Reuters/China Daily)
Beijing, CNN Indonesia -- Tiongkok punya impian besar untuk mewujudkan kembali rute perdagangan yang digunakan dalam Dinasti Tang 2.000 tahun lalu, atau yang dikenal dengan Jalur Sutra.

Dalam ambisinya, Presiden Tiongkok Xi Jinping membagi Jalur Sutra menjadi dua, darat dan laut.

Jalur perdagangan darat dikenal dengan Jalur Sutra Sabuk Ekonomi, mengular dari Eropa ke Asia Tengah dan Asia Timur. Sementara, untuk jalur laut dikenal dengan Jalur Sutra Maritim, yang menghubungkan pelabuhan Tiongkok dengan sejumlah pelabuhan sepanjang rute dari Laut Tiongkok Selatan, Samudera Hindia, Teluk Persia, Laut Merah hingga ke Teluk Aden.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk pendanaan proyek ini, Tiongkok memelopori dua mekanisme finansial, yaitu dana Jalur Sutra Baru senilai US$40 miliar dan Bank Investasi Infrastruktur Asia, AIIB, senilai US$50 miliar.

Sebanyak 21 negara Asia, kecuali Indonesia, bergabung dalam AIIB pada pendiriannya 24 Oktober lalu. Tiongkok sendiri menyumbang 50 persen dari modal awal lembaga pendanaan infrastruktur tersebut.

AIIB bertujuan untuk menyediakan dana bagi sejumlah proyek infrastruktur seperti jalanan, pelabuhan, menara telekomunikasi di negara-negara Asia. Walau mendapatkan kritikan karena dianggap menyaingi institusi pendanaan World Bank dan IMF, namun banyak pengamat ekonomi menganggap AIIB punya dampak positif bagi negara ekonomi berkembang.

Dengan pendanaan ini, pemerintah Tiongkok ingin mengurai sumbatan konektivitas Asia dengan membentuk lembaga pendanaan.

Titik-titik pada Jalur Sutra Tiongkok bersinggungan dengan rencana poros maritim Presiden Joko Widodo.

Presiden Jokowi berencana membangun 24 pelabuhan baru untuk menyambungkan antar pulau di Indonesia. Selain itu, Indonesia juga merencanakan pengadaan 26 kapal barang perintis, dua kapal ternak, dan 500 unit kapal rakyat.

Pelabuhan penyeberangan akan dibangun di 60 lokasi dan pengadaan kapal penyebaran perintis sebanyak 50 unit.

Dua pelabuhan ditetapkan sebagai hub internasional, yaitu Pelabuhan Kuala Tanjung, Sumatera Utara, untuk barang masuk dari dan ke Eropa, sementara Pelabuhan Bitung, Sulawesi Utara, untuk barang dari dan ke Asia Timur.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER