Hong Kong, CNN Indonesia -- Dua pemimpin mahasiswa Hong Kong dilarang mendekari area Mong Kok sebagai syarat jaminan pembebasan mereka pada Kamis (27/11).
Mereka ditangkap ketika bentrokan saat polisi membersihkan salah satu situs protes terbesar di Hong Kong.
Joshua Wong, Lester Shum dan anggota parlemen aktivis Leung Kwok-hung, yang juga dilarang di Mong Kok, didakwa atas tuduhan menghalangi petugas pengadilan untuk membersihkan situs protes. Seperti Wong dan Shum, Leung menerima persyaratan jaminan yang sama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka akan hadir lagi di pengadilan pada 14 Januari tahun depan.
Wong, Shum dan Leung adalah tiga diantara 100 orang yang ditangkap di Mong Kok selama dua hari terakhir. Beberapa pengunjuk rasa dirawat di rumah sakit dengan cedera kepala akibat terkena pukulan pentungan polisi.
Kedua pemimpin mahasiswa menuduh polisi menggunakan kekuatan yang berlebihan. Shum mengatakan syarat jaminan tak masuk akal sebab tempatnya bekerja berada dekat daerah yang dilarang.
"Daerah saya dilarang lebih besar dari perintah keputusan," kata Shum. "Saya akan membicarakan dengan pengacara saya apakah mengajukan banding atau tidak."
Pembersihan Mong Kok adalah yang kedua kalinya dalam beberapa pekan terakhir.
Berjajar dengan bank, toko-toko mie dan rumah-rumah petak, jalan-jalan Mong Kok telah menjadi medan pertempuran utama bagi demonstran dan aparat yang berniat membubarkan mereka.
Sementara pengunjuk rasa berkumpul kembali dan berusaha menyerbu kembali ke jalan, mereka akhirnya gagal menembus pasukan polisi bersenjata dengan semprotan merica dan pentungan yang dikerahkan untuk mempertahankan persimpangan yang menjadi jalur utama lalu lintas.
Saat mahasiswa berkumpul kembali, mereka kemungkinan menargetkan gedung-gedung pemerintah, kata seorang pemimpin mahasiswa kepada reporter RTHK.
"Tindakan lebih lanjut termasuk kemungkinan beberapa eskalasi yang menargetkan bangunan yang berhubungan dengan pemerintah," kata Yvonne Leung, anggota Federasi Mahasiswa Hong Kong.
Demonstrasi merebak di Hong Kong karena demonstran menuntut demokrasi penuh pada pemilihan pemimpin Hong Kong pada 2017, tanpa campur tangan Tiongkok yang ingin menentukan siapa saja kandidatnya.