Pyongyang, CNN Indonesia -- Korea Utara angkat bicara soal penembakan dan demonstrasi besar di Kota Ferguson, Amerika Serikat. Menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri Korut, tindakan AS itu sangat rasis.
Dikutip dari kantor berita Korut, KCNA, juru bicara Kemlu Korut mengatakan bahwa ini adalah bukti pelanggaran hukum dan hak asasi manusia yang dilakukan Amerika.
"Ini adalah bukti jelas dan gambaran nyata bahwa AS adalah tundra bagi hak asasi manusia, tempat tindakan diskriminasi ras dipraktikkan secara terbuka," ujar Jubir Kemlu Korut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan Korut ini disampaikan menyusul ditembaknya seorang pemuda kulit hitam, Michael Brown, 18, oleh polisi Darren Wilson Agustus lalu di Kota Ferguson. Penembakan ini memicu demonstrasi yang berlangsung rusuh di banyak tempat di AS. (baca:
Aksi Protes Penembakan Merebak di Seluruh AS)
Pemerintah Pyongyang angkat suara setelah menolak dan mengecam resolusi PBB soal pelanggaran HAM di Korut. Pemerintahan Kim Jong Un mengatakan resolusi itu atas seruan dan kendali Amerika untuk mempermalukan pemerintah Korut.
"Ironi terbesar adalah AS mencoba menilai negara lain dengan standar HAM-nya yang salah, walaupun Amerika adalah negara pelanggar HAM," ujar Korut.
Secara khusus, Korut mengecam Presiden Barack Obama yang menurut mereka telah menegaskan diskriminasi ras AS dengan berbicara soal penegakan hukum.
Awal pekan ini, Kim Jong Un yang mengunjungi museum yang menampilkan kekejaman Amerika pada Perang Korea tahun 1950-1953, mengatakan bahwa AS seperti "kanibal yang mencari kesenangan dengan menyiksa manusia."