Munich, CNN Indonesia -- Sejumlah pencari suaka di pusat kota Munich, Jerman, memanjat pohon untuk menghindari pembubaran polisi atas aksi protes yang mereka lakukan. Sekitar 30 pencari suaka juga melakukan aksi mogok makan sejak Sabtu pekan lalu.
Aksi ini mereka lakukan untuk menarik perhatian pemerintah Jerman terkait masalah tempat tinggal dan status hukum mereka.
Meski cuaca dingin menghadang, para pencari suaka tetap menjalankan aksi mogok makan selama lima hari dengan mendirikan tenda di pusat kota.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Rabu (26/11) para pencari suaka ini menggelar konferensi pers. "Kami marah. Kami melihat tidak ada tanda-tanda positif dari politisi," ujar Adeel A., juru bicara kelompok tersebut.
Keesokan harinya, puluhan polisi dan pemadam kebakaran datang ke tempat para pencari suaka berkemah di gerbang kota Sendlinger Tor, di pusat Munich.
Menurut media lokal, polisi berupaya membubarkan aksi protes tersebut. Beberapa pengungsi kemudian memanjat pohon untuk menghindar, bahkan ada yang mengancam dari atas pohon untuk bunuh diri.
Akhirnya pada Kamis (27/11) pagi mereka berhasil diminta turun dari atas pohon oleh pihak berwenang sekaligus diminta menghentikan aksi mogok makan atas dasar kesehatan fisik.
Selama hampir satu jam, Mayor Dieter Reiter dan Menteri Sosial Bavaria, Emilia Muller, berbicara dengan para pencari suaka. "Mereka telah mencapai tujuan mereka, untuk menggelar diskusi," ujar Reiter kepada kantor berita
DPA, seperti dilansir
RT.Para pencari suaka mengatakan mereka puas atas diskusi dengan Mayor. "Ini luar biasa dingin. Kami lelah, tetapi kami semua cukup kuat untuk bersabar dan memperjuangkan hak kami," ujar salah satu pencari suaka.
Sebagian besar para pencari suaka dibawa ke rumah sakit karena kondisi mereka yang lemah akibat cuaca dingin yang mencapai plus tiga derajat Celsius sepanjang malam.
Tahun ini, Jerman menerima sejumlah besar para pencari suaka dari seluruh dunia. Sekitar lebih dari 65 ribu orang mendaftar untuk suaka sejak Januari hingga Juni lalu dan kira-kira 127 orang mengungsi. Ini merupakan tantangan bagi pemerintah Jerman.