Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Luar Negeri Indonesia masih belum mendapat keterangan soal nasib 35 awak kapal penangkap ikan Korea Selatan yang tenggelam di Laut Bering, dekat Rusia.
Wakil Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri Indonesia, Iqbal Lalu Muhammad, mengatakan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Moskow telah menghubungi Kementerian Luar Negeri Rusia serta Kedutaan Besar Korea Selatan di Moskow untuk mendapatkan konfirmasi resmi dari pemerintah Rusia.
"Belum diperoleh konfirmasi yang lengkap mengenai jumlah pasti ABK WNI yang menjadi korban tenggelamnya kapal Oriong 501 di Chukotka, Rusia," bunyi pesan tertulis Iqbal kepada CNNIndonesia, Senin (30/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
KBRI di Moskow mengatakan jumlah total ABK yang menjadi korban tenggelamnya kapal adalah 62 orang, termasuk delapan orang yang telah diselamatkan dan 54 orang yang masih dinyatakan hilang.
Sebanyak 35 warga negara Indonesia masih dinyatakan hilang setelah kapal ini tenggelam di Laut Bering, Chukotka, wilayah Rusia timur jauh pada Senin (30/11).
Dinas bantuan dan penyelamatan Rusia berhasil menemukan satu jenazah awak kapal yang dipastikan berasal dari Korea Selatan.
Menurut kepala dinas penyelamatan maritim di pelabuhan timur jauh Petropavlosk-Kamchatsky Rusia, Artur Rets, kapal Oriong-501 tenggelam pada pukul 5.30 waktu setempat setelah dihantam oleh ombak.
Operasi penyelamatan saat ini terhambat akibat cuaca yang buruk.
Sementara itu, Menteri Perikanan Korea Selatan mengatakan kapal yang sudah berumur 36 tahun tersebut dioperasikan oleh Sajo Industries dan berlayar di Laut Bering untuk menangkap ikan Pollock, ikan berdaging putih yang populer di Korea Selatan.