Vatikan, CNN Indonesia -- Paus Fransiskus beserta pemimpin Muslim, Yahudi, Hindu, Budha dan Kristen berjanji untuk membantu membasmi perbudakan modern dan perdagangan manusia pada tahun 2020.
Paus memimpin penandatangan deklarasi pada Selasa (2/12) yang juga ditandatangani oleh antara lain kepala Komuni Anglikan, dua rabi Yahudi, seorang pemimpin Hindu dari India, seorang pemimpin Buddha dari Vietnam, seorang imam dari Mesir dan Ayatullah dari Irak.
Deklarasi itu menyebut perdagangan manusia, kerja paksa, prostitusi dan perdagangan organ sebagai ”kejahatan terhadap kemanusiaan".
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Eksploitasi fisik, ekonomi, seksual dan psikologis terhadap laki-laki dan perempuan, anak laki-laki dan anak perempuan telah memasung puluhan juta orang dalam kekejaman dan penghinaan," kata Paus, sebelum menandatangani deklarasi.
Ia juga mengatakan akan melakukan "semua dalam kekuatan kita, dalam komunitas agama kita" untuk mengakhiri perbudakan modern.
Pemimpin 1,2 miliar umat Katolik Roma di dunia itu menyebut perbudakan modern sebagai "sebuah wabah mengerikan".
Indeks perbudakan global kedua yang dirilis bulan lalu oleh Walk Free Foundation, sebuah kelompok hak asasi manusia yang berbasis di Australia, memperkirakan hampir 36 juta orang hidup sebagai budak, diperdagangkan ke pelacuran, dipaksa bekerja manual, menjadi korban jeratan utang atau lahir ke dalam perbudakan.
Patriark Bartolomeus, pemimpin spiritual dari 300 juta umat Kristen Ortodoks di dunia, ikut serta dalam deklrasi lewat
link video dari markasnya di Istanbul.
Acara ini diselenggarakan oleh Global Freedom Network, kelompok anti-perbudakan multi agama.
Penyelenggara mengatakan para pemimpin agama bisa menginspirasi pengikut mereka untuk memerangi perbudakan dan perdagangan manusia melalui pendidikan, pendanaan, menuntut reformasi dan penegakan hukum serta mempromosikan etika dalam membeli sesuatu agar bisa menghindari barang-barang yang menjadi produk dari kerja paksa.