KRISIS SURIAH

Assad: Serangan Koalisi tak Lemahkan ISIS

CNN Indonesia
Rabu, 03 Des 2014 20:22 WIB
Presiden Suriah Bashar al Assad mengatakan serangan udara koalisi pimpinan AS tidak lemahkan kekuatan ISIS dan tidak mengubah situasi di negaranya. 
Bashar al-Assad tegaskan upaya koalisi pimpinan AS tidak berdampak besar pada kekuatan ISIS di medan tempur. (Reuters/SANA/Handout)
Beirut, CNN Indonesia -- Presiden Suriah Bashar al-Assad mengatakan serangan udara koalisi pimpinan Amerika Serikat di negaranya tidak berpengaruh besar di lapangan.

Angkatan udara koalisi yang dipimpin AS mulai menyerang militean ISIS dan faksi-faksi garis keras lain di Suriah pada September.

Ketika ditanya apakah kampanye ini membantu, Assad mengatakan kepada majalah Paris Match: "Anda tidak bisa mengakhiri terorisme dengan serangan udara."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tentara di medan perang yang tahu situasi di lapangan dan bisa bereaksi dengan cepat lebih penting. Itu sebabnya tidak ada hasil jelas dari serangan udara dua bulan yang dilakukan koalisi," tambahnya.

"Tidak besar serangan udara membantu. Aksi itu tentu saja membantu jika dilaksanakan dengan serius dan efisien. Kami yang berperang dengan Daesh di medan tempur dan kami tidak melihat perubahan sama sekali, terutama karena Turki memberi bantuang langsung ke wilayah-wilayah itu."

"Daesh" adalah singkatan ISIS dalam bahasa Arab dan Damaskus secara rutin menuduh Turki mendukung kelompok perlawanan Islamis seperti ISIS. Tuduhan yang dibantah oleh Ankara.

Sementara itu, Menteri Pertahanan AS John Kerry mengatakan bahwa serangan udara ke ISIS di Suriah dan Irak berhasil menyebabkan kerusakan besar tetapi pertempuran terhadap kelompok sempalan al-Qaidah ini bisa berlangsung selama bertahun-tahun.

Ketika ditanya oleh majalah Paris Match apakah dia khawatir akan hancur seperti mendiang Saddam Hussein atau Muammar Gaddafi, Assad menjawab: "Seorang kapten tidak pernah berpikir soal kematian, atau kehidupan, dia harus berpikir mengenai upaya menyelamatkan kapalnya."

"Jika dia berpikir mengenai tenggelam, semua orang akan tewas. Saya berusaha keras melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan negara ini," ujarnya dalam wawancara yang dilakukan di Damaskus, Jumat (28/11).

Dia mengatakan tidak pernah berniat untuk terus menjadi presiden sebelum, selama atau setelah krisis yang berlangsung 3,5 tahun dengan korban tewas sebanyak 200 ribu orang.

"Apapun yang terjadi, kami sebagai warga Suriah tidak akan pernah membairkan negara kami menjadi mainan Barat. Ini prinsip dasar kami," kata Assad.

Dia mengatakan Damaskus bersedia bekerja sama dengan pemerintah atau pejabat Perancis jika memiliki kepentingan yang sama, tetapi pemerintah Perancis dibawah Francois Hollande melakukan hal yang tidak menguntungkan kepentingan warga Suriah dan juga Perancis.

"Saya bukan musuh atau saingan pribadi Hollande. Menurut saya Daesh adalah saingnnya," kata Assad.

Kantor kepresidenen Suriah menerbitkan bagian dari wawancara itu di akun twitternya, sementara artikel lengkap akan diterbitkan pada Kamis (4/12).
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER