BADAI HAGUPIT

Empat Tewas Akibat Badai Hagupit Filipina

CNN Indonesia
Senin, 08 Des 2014 10:15 WIB
Hingga Senin (8/12), badai Hagupit yang menerjang Filipina menewaskan empat orang. Minimnya korban jiwa dinilai berkat inisiatif pemerintah mengevakuasi warga.
Lebih dari satu juta orang pengungsi terpaksa meninggalkan rumah mereka untuk menghindari badai Hagupit pada Sabtu (6/12). (NASA Goddard MODIS Rapid Response/Handout)
Manila, CNN Indonesia -- Badai Hagupit yang menerjang Filipina timur pada akhir pekan lalu menewaskan sebanyak empat orang, hingga Senin (8/12). Sementara, lebih dari satu juta orang pengungsi yang terpaksa meninggalkan rumah mereka untuk menghindari badai pada Sabtu (6/12) lalu mulai terlihat kembali di rumah masing-masing.

Badai Hagupit menyebabkan hujan deras dan angin kencang sehingga banyak pohon dan tiang listrik roboh. Inisiatif pemerintah setempat untuk mengevakuasi warga sebelum badai Hagupit melewati Filipina dinilai sebagai langkah yang efektif untuk meminimalisir korban jiwa.

"Kami belajar dari pengalaman ketika Badai Haiyan menerjang Filipina setahun yang lalu," kata Gwendolyn Pang , Sekretaris Jenderal Palang Merah Filipina, Senin (8/12), seperti dilansir dari Reuters.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pang menyatakan pengungsi dari desa yang terkena dampak badai dievakuasi ke 1.500 pusat pengungsian mulai Jumat (5/12) dan Sabtu (6/12).

Baca juga: Satu Juta Orang Mengungsi di Filipina

Badan bencana nasional mengatakan penduduk desa-desa yang terletak di dataran rendah dan rentan dengan tanah longsor telah mengungsikan diri ke sekolah-sekolah, gedung masyarakat, balaikota, gedung olahraga dan gereja.

Meskipun korban jiwa terbilang minim, ratusan rumah rata dengan tanah ketika badai dengan status bahaya mencapai level tiga ketika menerjang daratan Filipina.

Delia Monleon, Walikota Jipapad, Samar Timur, sebuah kota berpenduduk 7.000 orang, menyatakan hingga kini daerah tersebut masih dilanda banjir akibat badai. Sehingga, penduduk belum dapat kembali ke rumah mereka.

"Tak ada makanan dan listrik di sini. Badai juga menyebabkan sejumlah pelabuhan ditutup, sehingga kami tak bisa pergi ke daerah lain untuk membeli makanan," kata Monleon.

Mayor Emmanuel Garcia, komandan angkatan ke-7 angkatan bersenjata, mengatakan Amerika Serikat telah menawarkan pengerahan sembilan pesawat pengakut C-130, tiga P3C-Orion dan pekerja medis dan penyelamatan.

Dia menambahkan bahwa sejumlah negara lain juga sudah menyatakan siap untuk membantu negara yang rentan akan bencana alam ini.

Baca juuga: Warga Filipina Borong Makanan Sebelum Badai

Kepualuan Samar dan Leyte menjadi wilayah yang mengalami kerusakan paling parah ketika angin dan badai berkekuatan 250 kilometer per jam akibat menerjang akibat Badai Haiyan pada November tahun lalu.

"Banyak pembelajaran yang dipetik dari bencana badai Haiyan tahun lalu," ujar Greg Matthews, penasehat reaksi bencana Komite Penyelamatan Internasional.

Badai Haiyan menyapu Filipina tahun lalu menyebabkan 7.000 orang dinyatakan tewas dan hilang hingga saat ini.

Baca juga: Filipina Bersiap Hadapi Badai Hagupit

Badan kemanusiaan internasional dan LSM, yang sudah membantu komunitas korban Haiyan di Filipina Tengah, sudah memobilisasi bantuan dan upaya penyelamatan untuk periode setelah badai Hagupit melanda.

Sementara, Badan Cuaca setempat, Pagasa, menyatakan bahwa hingga Senin (8/12), badai Hagupit kini bergerak ke arah arat pada kecepatan 10 kilometer per jam, menjauhi kepulauan Romblon menuju Provinsi Mindoro Oriental. Kecepatan angin mencapai 120 kilometer per jam di dekat pusat badai dengan hembusan hingga 150 kilometer per jam.

Baca juga: Badai Terjang Filipina, Wisatawan Terjebak di Pelabuhan
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER