New York, CNN Indonesia -- Di tengah musim liburan dan belanja akhir tahun di New York, Amerika Serikat, sekitar 30 pengunjuk rasa meluncurkan aksi protes terkait rasisme yang belakangan merebak di AS, dengan cara yang cukup unik, yaitu dengan memodifikasi lirik lagu-lagu Natal populer.
Pengunjuk rasa yang sebagian besar merupakan penyanyi opera profesional ini menyanyikan lirik lagu Natal terkenal, seperti Christmas Carol dan O Little Town of Bethlehem dengan lirik yang telah diubah, pada Minggu (7/12) di pusat kota New York, AS.
Acara yang menarik senyum dari para penonton ini terlihat sangat kontras dengan aksi protes yang berujung kerusuhan pada malam sebelumnya di Seattle. Dalam aksi protes tersebut, terlihat para demonstran melemparkan batu ke arah polisi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara aksi protes yang terjadi sebelumnya di Berkeley, California, para demonstran menghancurkan jendela toko dan menjarah sejumlah barang.
Dalam aksi protes damai, para penyanyi opera mengubah lagu O Little Town of Bethlehem menjadi O Little Town of
Ferguson, tempat di mana
Michael Brown, remaja 18 tahun, berkulit hitam, tewas di tembak aparat kepolisian yang berkulit putih, hanya karena dia mengutil sebungkus rokok dari sebuah toko, pada Agustus lalu.
Kasus yang memantik isu rasialisme tersebut kemudian memicu kontroversi karena Dewan Juri As memutuskan untuk tidak mendakwa petugas ppolisi yang menembaknya,
Darren Wilson.
Baca juga:
Pengakuan Polisi Penembak Pemuda Kulit Hitam di ASLagu lainnya yang dibawakan para pengunjuk rasa adalah All I Want for Christmas is Indictment (Saya Hanya Ingin Dakwaan pada Natal Ini), dan Little Drummer Boy (Bocah Penggebuk Drum).
Kedua lagu ini dimodifikasi agar sesuai dengan kasus kematian Eric Garner, pria berkulit hitam yang tewas dicekik petugas kepolisian ketika menolak ditangkap atas tuduhan dugaan menjual rokok ilegal di Staten Island, New York, Juli lalu.
Keputusan serupa juga ditetapkan oleh Dewan Juri AS, yaitu tidak mendakwa petugas kepolisian yang menyebabkan Garner meninggal.
Baca juga:
Polisi AS Tak Bersalah Cekik Warga Kulit HitamCassandra Oliveras, seorang aktivis berusia 35 tahun yang memimpin unjuk rasa ini menyatakan dia terinsiprasi dari aksi unjuk rasa di Manhattan yang bertujuan mematikan lampu pada pohon Natal raksasa sebagai tanda duka cita.
Namun, aksi tersebut batal karena polisi menjaga ketat pohon Natal reksasa itu.
"Saya sangat marah dan putus asa. Saya kemudian tak bisa tidur, dan mengubah lirik lagu-lagu tersebut," kata Oliveras, seperti ditulis Reuters, Minggu (7/12).
Sementara, para pengunjuk rasa mulai bernyanyi dari depan Penn Station sebelum bergeser menuju lokasi padat lainnya di kota New York.
Susanna Mentzer, penyanyi sopran berusia 57 tahun yang akan tampil di Marriage of Figaro pada Senin (8/12) meyatakan senang dapat meyuarakan pendapatnya.
"Orang-orang lain hanya bisa portes dengan marah. Namun saya tak suka berdomonstasi dengan orang-orang yang marah, " kata Mentzer.
Baca juga:
Aksi Protes Penembakan Merebak di Seluruh Amerika