BADAI HAGUPIT

Evakuasi Korban Hagupit, Tim SAR Terobos Sarang Militan

CNN Indonesia
Rabu, 10 Des 2014 14:40 WIB
Tim SAR Filipina berjuang membantu korban badai Hagupit di daerah timur Filipina yang dikenal sebagai sarang kelompok pemberontak Maoist.
Tim SAR Filipina berjuang membantu korban badai Hagupit di daerah timur Filipina yang dikenal sebagai sarang kelompok pemberontak Maoist. (Reuters/Stringer)
Manila, CNN Indonesia -- Tim SAR Filipina tengah berjuang untuk mencapai daerah dataran tinggi di sebuah pulau di timur Filipina, demi membantu korban badai Hagupit yang melanda negara ini akhir pekan lalu. Pasalnya, daerah yang coba dicapai oleh tim Sar adalah daerah rawan yang dikenal sebagai sarang kelompok pemberontak Maoist.

"Kami tengah berusaha mencapai desa di dataran tinggi. Namun sulit, karena tanah longsor dan banyak pohon tumbang," kata Richard Gordon, Kepala Palang Merah Filipina, kepada Reuters, Rabu (10/12).

Hingga saat ini, badai Hagupit telah menghancurkan hampir 16.500 rumah dan merusak lebih dari 33.100 rumah di pulau Samar. Badai Hagupit juga membuat jalan di seluruh penjuru daerah rusak parah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Badan Bencana Nasional Filipina mengatakan sembilan orang tewas saat badai menerjang di pulau tengah dan ujung selatan pulau Luzon.

Badai Hagupit telah menghancurkan hampir 16.500 rumah dan merusak lebih dari 33.100 rumah di pulau Samar. (Reuters/Romeo Ranoco)
Sementara, Palang Merah telah mengkonfirmasi 22 kematian dan total seluruh korban yang tewas menurut Kementerian Kesehatan dan Palang Merah mencapai 40 orang.

Gordon menyatakan korban diperkirakan akan terus bertambah seiring dengan pengiriman bantuan yang belum mencapai daerah-daerah rawan.

Palang Merah telah menyewa sebuah helikopter sipil untuk melakukan pantauan terhadap sejumlah daerah dataran tinggi dan mencoba menemukan tempat untuk mendarat. Namun, pejabat setempat mengatakan mereka khawatir peralatan komunikasi akan dicuri oleh kelompok pemberontak.

Meskipun demikian, juru bicara militer, Kolonel Restituto Padilla, menyatakan ancaman dari kelompok pemberontak Maoist dinilai sangat minim dan tak seperti aksi kelompok militan Muslim Abu Sayyaf yang terkenal kerap melakukan penculikan.

"Kita tahu daerah ini berisiko sehingga kami akan terus mengawal para petugas kemanusiaan, utamanya yang bekerja dengan lembaga bantuan internasional, untuk mencegah kejadian yang tak diinginkan," kata Padilla.

Kelompok pemberontak Maoist atau yang dikenal juga dengan New People's Army (NPA) telah berupaya melakukan pemberontakan kepada pemerintah Filipina selama 45 tahun. Mereka didukung oleh rakyat miskin di pedesaan, seperti di provinsi Samar.

Alexander Pama, Direktur Eksekutif Pengurangan Risiko Bencana Nasional menyatakan lebih dari dua juta orang menjadi korban dari Badai Hagupit, serta sekitar 1,7 juta orang telah dievakuasi ke tempat penampungan.

Badai Hagupit menyebabkan sekitar 56 ribu ton beras, jagung dan tanaman lainnya rusak dan hilang. (Reuters/Erik De Castro)
Sementara menurut Organisasi Perburuhan Internasional, sekitar 800 ribu pekerja terganggu dan kehilangan mata pencaharian akibat badai ini.

Mulai Rabu (10/12), badai Hagupit telah berubah menjadi badai tropis dan menuju Vietnam bagian selatan.

Baca juga: Hagupit Berubah Jadi Badai Tropis di Filipina

Kementerian Pertanian memperkirakan badai Hagupit menyebabkan sekitar 56 ribu ton beras, jagung dan tanaman lainnya rusak dan hilang.

Namun, berbagai kerusakan yang diakibatkan oleh badai Hagupit jauh lebih kecil dibandingkan dengan kerusakan yang disebabkan oleh badai Haiyan yang menyapu Filipina tahun lalu.

Badai Haiyan menyebabkan lebih dari satu juta rumah hilang dan hancur, serta mengakibatkan lebih dari 7.000 orang tewas dan hilang.

Menteri Dalam Negeri Manuel Roxas memuji proses evakuasi korban dan dukungan seluruh rakyat Filipina atas bencana ini.

"Kerja sama rakyat kita sangat terlihat. Tidak ada kenaikan harga, penimbunan dan penjarahan toko dan stasiun bensin," kata Roxas.

Baca juga: Topan Hagupit Tewaskan 27 Orang, Manila Siaga
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER