Shanghai, CNN Indonesia -- KFC mengirimkan pesan bagi pelannganya di Tiongkok yang khawatir soal keamanan produk restoran cepat saji: 'lihat sendiri bagaimana kami bekerja'.
Tiongkok adalah pasar terbesar penjualan perusahaan induk KFC, Yum Brands Inc, namun penjualan menurun sejak Juli setelah laporan televisi yang menyatakan bahwa pekerja Yum yang menambahkan daging kadaluarsa ke dalam produk mereka.
Skandal, yang juga menyeret restoran cepat saji lain seperti McDonald, membuat Yum harus memangkas proyeksi labanya untuk kedua kalinya tahun ini pada Selasa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ini mendorong KFC mengundang pelanggannya mengunjungi lebih dari 1000 dapur dan dua pemasok restoran cepat saji itu.
"Bagaimana makanan KFC disiapkan? Apakah ayam aman? Apakah restoran higienis?" adalah iklan yang tercetak di alas piring KFC.
"Anda bisa melihat sendiri peternakan ayam kami dan mengungkap misteri dari restoran KFC langsung di tempat. Anda bisa memutuskan apakah makanan kami aman atau tidak!”
Pelanggan dapat mendaftar secara online untuk bisa berkunjung. Sebuah tur yang dipimpin oleh manajer restoran Shanghai bulan ini memamerkan karyawan mencuci tangan (20 detik), minyak yang digunakan dalam penggorengan (diuji dan diganti secara teratur), cara ayam diternakkan (dengan aman) dan air yang digunakan dalam makanan (dimurnikan).
Namun peserta tur tidak diperbolehkan untuk menggunakan ponsel mereka, mengambil gambar, merekam video atau audio sekalipun.
Yum Brands menolak mengatakan berapa banyak konsumen telah berpartisipasi ketika tur dimulai di Tiongkok, pun apa dampak yang mereka miliki.
Xinhua, kantor berita pemerintah Tiongkok, melaporkan bahwa tur dimulai pada Juli 2013, sebelum skandal terbaru.
"KFC telah menyeleggarakan tur ke dapur mereka selama bertahun-tahun di pasar yang berbeda di seluruh dunia sebagai cara untuk mendidik konsumen tentang ayam yang kami siapkan," tulis juru bicara Yum berbasis di AS Virginia Ferguson lewat surel.
Menghadapi perlambatan pertumbuhan dan publik yang skeptis, perusahaan makanan cepat saji di seluruh dunia mengangkat tabir proses produksi mereka.
Pada Oktober, McDonald meluncurkan serangkaian video YouTube di mana seorang pembawa acara TV AS, Hibah Imahara mewawancarai orang-orang yang terlibat dalam rantai pasokan perusahaan.
Keamanan pangan merupakan isu yang kerap berhembus di Tiongkok, di mana skandal mulai dari susu bayi formula yang beracun hingga minyak makanan kotor adalah hal yang umum. Itu membuat sangat sulit meyakinkan publik untuk kembali ke merek yang telah terkena skandal, ahli pemasaran mengatakan.
"Kehidupan mereka telah diliputi oleh persoalan makanan yang tercemar, pangsit dengan karton di dalamnya, madu yang bukan mad , minuman keras yang bukan minuman keras, mereka jadi tidak percaya semua hal," kata James McGregor, ketua urusan publik kelompok APCO Worldwide di Tiongkok dan penulis buku ‘Satu Miliar Pelanggan’.