TIME PERSON OF THE YEAR

Kisah Dokter Pahlawan Ebola Versi Majalah TIME

CNN Indonesia
Rabu, 10 Des 2014 23:53 WIB
TIME memilih tim penanganan Ebola sebagai Person of the Year 2014 atas dedikasi mereka terhadap para pasien yang terjangkit virus mematikan ini.
TIME memilih tim penanganan Ebola sebagai Person of the Year 2014 atas dedikasi mereka terhadap para pasien yang terjangkit virus mematikan ini. (Reuters/Andrew Fox/DoH/Handout via Reuters)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tim penanganan Ebola yang terdiri dari dokter, suster dan para pekerja medis lainnya terpilih sebagai tokoh tahun ini versi majalah TIME. Mereka dipilih karena tanpa takut mendedikasikan diri dan bertaruh nyawa demi membantu korban Ebola.

Dalam edisi Rabu (10/12), TIME menuliskan kisah para pahlawan Ebola ini, salah satunya adalah Dr. Kent Branlty, pekerja medis dari lembaga amal Samaritan's Purse. Brantly adalah dokter yang sempat terjangkit Ebola akibat tertular dari pasiennya.

Kepada TIME, dia mengisahkan awal mula terkena Ebola. Sembilan hari sebelum dia positif Ebola, ujar Brantly, seorang wanita membawa ibunya ke rumah sakit tempat dia sedang menjalani shift malam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wanita itu dilarikan ke ruang gawat darurat dan sempat bolak-balik ke toilet karena diare. Putrinya terlihat tidak percaya pada tim medis, sehingga Brantly harus menenangkannya, salah satunya dengan menggenggam tangannya. Dari situlah dia tertular Ebola.

"Ada kemungkinan dia tidak mencuci tangan setelah membantu ibunya di toilet. Ibunya meninggal pagi harinya, dan hasil autopsi menunjukkan dia terkena Ebola," kata Brantly.

Seminggu kemudian, dia mengalami demam tinggi. Beberapa kali menjalani tes malaria dan demam berdarah, Brantly dinyatakan negatif. Itu kabar buruk. Dia akhirnya dinyatakan positif Ebola.

Saat itu, dia adalah satu dari beberapa orang yang menjalani perawatan dengan obat eksperiman bernama ZMapp. Obat itu telah diujikan pada kera tapi belum pernah dilakukan pada manusia.

Kondisinya mulai membaik setelah mengonsumsi obat tersebut. Dia lalu dikirim ke Rumah Sakit Universitas Emory di Atlanta, Amerika Serikat.

Dia mengaku tidak kapok untuk menangani korban Ebola karena itu adalah panggilan jiwanya.

"Saya memilik karier ini karena ingin memiliki kemampuan membantu manusia. Saya memilih datang ke Liberia karena saya ingin menghabiskan waktu saya sebagai misionaris kesehatan. Di lerung hati saya, itu adalah panggilan jiwa," ujar Brantly.

Bohongi Istri

Lain lagi kisah Dr. Jerry Brownjackie Nickerson direktur dan dokter bedah di Rumah Sakit Eternal Love Winning Africa [ELWA] di Monrovia, Liberia. Dia mengaku bingung dimana akan menempatkan para pasien Ebola yang datang ke rumah sakitnya.

Akhirnya mereka menyulap kapel di rumah sakit tersebut menjadi ruang isolasi korban Ebola. Hal ini dilakukan karena mereka tidak punya dana untuk mendirikan bangunan baru.

Dua pasien pertama mereka adalah warga Sierra Leone, sekitar bulan Juni lalu. Saat itu, kata dia, pengetahuan soal Ebola masih minim. Pekerja ambulans berada satu ruang dengan penderita Ebola tanpa pelindung, menjadikan mereka rentan tertular.

"Itu menakutkan. Dua pasien, satu di antaranya meninggal di jalan. Satu lagi terbaring di dalam ambulans," kata Nickerson.

Semenjak itu, pasien terus berdatangan. Kapel yang hanya memiliki enam tempat tidur sudah tidak muat lagi. Korban tewas terus berjatuhan setiap hari.

"Para pasien meninggal setiap tiga, empat, lima hari," kata dia.

Seiring bertambahnya pasien, akhirnya Nickerson terpaksa menjadikan dapur dan ruang cuci rumah sakit sebagai kamar isolasi korban Ebola, dia beri nama ELWA 2.

Tidak sampai seminggu, 20 tempat tidur di ruangan baru itu penuh juga. Pasien meluber hingga ke koridor dan basement, dan terus bertambah setiap harinya.

Ruang rawat jalan terpaksa dikorbankan. Sejak saat itu, ELWA total mendedikasikan diri untuk korban Ebola.

Istrinya telah mewanti-wanti dia untuk tidak terlalu lama berada di ruang Ebola, atau bahkan tidak memasukinya sama sekali. Untuk kali ini, Nickerson membohongi istrinya.

Dia mengganti pakaian kerjanya dengan pasien Ebola dengan baju lainnya saat pulang ke rumah, agar istrinya tidak tahu dia menangani para korban virus yang telah menewaskan lebih dari 6.000 orang itu.

"Sulit membuat dia bisa menerima ini. Dia sangat takut saya terinfeksi. Dia lalu sadar bahwa saya aman dan berserah pada Tuhan demi keselamatan saya," ujar Nickerson.

Kalahkan PM India

Sebenarnya para pembaca TIME memilih Perdana Menteri India Narendra Modi untuk mendapatkan gelar tersebut dalam jajak pendapat.

Namun editor TIME akhirnya memilih para penangan Ebola karena dianggap "paling mempengaruhi pemberitaan dan kehidupan kita, baik sehat atau sakit, dan menekankan apa yang penting soal tahun ini."

Menurut perhitungan resmi, saat ini sudah lebih dari 17.800 orang yang terinfeksi Ebola dan lebih dari 6.300 orang tewas sejak penyakit ini menyebar dari Guinea pada Desember 2013.

Seluruh dunia waspada penuh dengan menerapkan pengawasan ketat di bandara bagi penumpang dari Afrika setelah penyakit ini muncul di Eropa dan Amerika Utara.

Di Liberia, salah satu negara terbanyak penderita Ebola, perekonomian hancur saat hampir setengah pelaku usaha dan pasar menutup bisnis mereka karena takut akan Ebola.

Sistem jaringan kesehatan di Sierra Leone lumpuh saat pemerintah menyarankan penderita Ebola untuk diam di rumah dan menunggu mati ketimbang ke rumah sakit.

Di Guinea, warga yang masih tradisional mengusir atau membunuh para relawan Ebola yang menyambangi tiap desa untuk melakukan perawatan. Peristiwa ini memunculkan rasa saling tidak percaya antara pemerintah dan para pekerja medis.

Di antara finalis TIME Person of the Year lainnya adalah para demonstran kota Ferguson, Amerika Serikat, yang memprotes kematian seorang warga kulit hitam oleh polisi, Presiden Rusia Vladimir Putin, penyanyi Taylor Swift, taipan internet Tiongkok Jack Ma, CEO Apple Tim Cook dan pemimpin Kurdi Irak Masoud Barzani.

Tahun 2013, pemenang TIME Person of the Year adalah Paus Fransiskus.

Baca juga:

Tim Penanganan Ebola Terpilih Tokoh TIME 2014

Pengalaman Sopir Ambulans Liberia Terjangkit Ebola
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER