PENYANDERAAN AUSTRALIA

Penyandera di Sydney Diduga Pengungsi dari Iran

CNN Indonesia
Senin, 15 Des 2014 22:28 WIB
Pelaku penyanderaan di sebuah kafe di Sydney diduga adalah seorang pengungsi dari Iran yang mempunyai sejumlah cacatan kriminal.
Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti berapa orang sandera yang terdapat di dalam Kafe Lindt di Martin Place, Sydney. (Reuters/David Gray)
Sydney, CNN Indonesia -- Pelaku penyanderaan di sebuah kafe di Sydney diduga adalah seorang pengungsi dari Iran yang mempunyai sejumlah cacatan kriminal. 

Menurut sumber dari kepolisian, salah seorang penyandera diduga bernama Man Haron Monis, seorang sheikh gadungan asal Iran, yang hingga saat ini masih melakukan penyanderaan sejak pengepungan dimulai 15 jam yang lalu.

Monis memiliki deretan panjang catatan kriminal di kepolisian Sydney. Salah satunya, Monis pernah dihukum karena penyerangan seksual.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Monis juga dikenal pernah mengirim surat kebencian kepada keluarga tentara Australia yang tewas di luar negeri.

"Tidak ada alasan operasional bagi kami untuk tidak menyebutkan nama penyadera itu saat ini," kata sumber polisi, yang menolak untuk diidentifikasi, kepada Reuters, Selasa (16/12) waktu setempat.

Awal tahun ini, Monis, yang menggambarkan dirinya sebagai seorang "penyembuh spiritual", dituntut atas perlakuan tidak senonoh dan kekerasan seksual dari seorang wanita Sydney pada tahun 2002.

Monis, juga dikenal sebagai Sheikh Haron, didakwa tahun lalu karena dinyataan terlibat dalam kasus pembunuhan mantan istrinya yang ditikam dan dibakar di sebuah apartemen blok Sydney.

Menurut laporan media lokal, Monis dinyatakan bersalah pada tahun 2012 karena mengirim surat kebencian kepada keluarga dari delapan tentara Australia yang tewas di Afghanistan, sebagai aksi protes terhadap keterlibatan Australia dalam konflik di Afghanistan.

Website Monis berisi gambar grafis dari anak-anak yang diklaim merupakan korban dari serangan udara dari koalisi sejumlah negara, termasuk Australia, dan dipimpin oleh AS.

Website tersebut juga memuat beberapa penampilan Monis di pengadilan, serta pernyataan Monis yang ditujukan kepada komunitas Muslim dan Perdana Menteri Australia Tony Abbott .

Media lokal melaporkan Monis berusia sekitar 50 tahun.

Sebelumnya, pelaku penyanderaan di sebuah kafe di Sydney meminta sebuah bendera ISIS dan menuntut berbicara dengan Perdana Menteri Tony Abbott dalam percakapannya dengan juru runding kepolisian New South Wales.

Permintaan itu disampaikan pelaku melalui para sandera yang menghubungi beberapa kantor media, seperti disampaikan afiliasi CNN di Australia, Sky News.

Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti berapa orang sandera yang terdapat di dalam Kafe Lindt di Martin Place, Sydney.

Lima sandera sejauh ini telah berhasil keluar dari kafe tersebut, belum diketahui apakah dibebaskan atau lolos.

Sebelumnya pada awal penyanderaan pagi tadi, pelaku memerintahkan sandera untuk menempel di jendela sambil membawa bendera kalimat Syahadat. Awalnya, bendera itu dikira bendera ISIS.

Namun, Greg Barton, ahli terorisme dari Universitas Monash di Melbourne mengatakan bahwa kemungkinan mereka adalah simpatisan ISIS, namun sulit mendapatkan bendera kelompok radikal di Suriah dan Irak itu.

Pelaku penyanderaan juga mengklaim telah menanam empat bom di kota Sydney. (Baca: Penyandera Mengaku Tanam Bom di Seluruh Kota)

"Mereka juga mengatakan ada empat bom ditanam, dua di dalam Kafe Lindt di Martin Place dan dua lagi di distrik bisnis Sydney," lanjut Channel Ten.

Sementara itu polisi telah mengepung kafe tersebut, mengalihkan transportasi dari Martin Place, dan mengosongkan lokasi dengan radius tertentu.

Kepolisian negara bagian New South Wales telah mengaktifkan Gugus Tugas Pionir untuk menghadapi situasi penyanderaan di pusat kota Sydney.

Dengan diaktifkannya gugus tugas ini, berarti mulai saat ini peristiwa itu akan ditangani sebagai serangan teroris.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER