Sydney, CNN Indonesia -- Drama penyanderaan di kafe Lindt, Sydney, pada Senin (15/12) pagi menimbulkan kekhawatiran yang besar bagi umat Muslim terutama mahasiswa asing di negara tersebut.
"Kekhawatiran terjadi di sini terutama di kalangan mahasiswa," ujar Yuna Farhan, salah satu mahasiswa Indonesia yang kuliah di Sydney, kepada CNN Indonesia, Senin (15/12).
Menurut pria yang saat ini sedang mengambil gelar PhD di Departemen Studi Indonesia Universitas Sydney, isu-isu yang mengancam Muslim di negara kanguru tersebut mulai menyebar luas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satunya adalah isu mengenai ancaman terhadap warga Muslim yang mengenakan atribut keagamaan, seperti jilbab, sehingga membuat warga Muslim takut bepergian ke luar rumah.
Yuna yang mengetahui pemberitaan ini melalui media memutuskan untuk tidak pergi ke kampus, mengingat lokasi kampusnya yang berdekatan dengan kafe tempat penyanderaan.
"Kebetulan pihak kampus juga mengirimkan email untuk tidak pergi ke sana," ujar Yuna.
Selain kampus Yuna, terdapat pula Universitas Teknologi Sydney yang juga berlokasi tak jauh dari kafe.
Pihak kampus itu, kata Yuna, cukup melindungi mahasiswanya, terutama yang mengenakan jilbab, dalam mengantisipasi akibat dari peristiwa ini, menurut Yuna.
"Ada yang menawarkan untuk mengantar pulang mahasiswa-mahasiswa tersebut," ujar Yuna.
Pihak KJRI di Sydney rencananya akan melakukan pertemuan dengan sejumlah organisasi masyarakat Muslim Australia pada Senin malam (15/12) untuk membahas langkah-langkah antisipasi dalam menanggapi peristiwa ini.
"Kami berharap masyarakat Australia cukup bisa membedakan betul, karena tidak semua Muslim adalah teroris," ujar Yuna.
Dua permintaanDrama penyanderaan oleh seorang pria yang diduga berkaitan dengan kelompok militan radikal Islam ini berlangsung di kafe Lindt, salah satu kafe paling populer di Sydney.
Kafe itu populer karena lokasinya berada di pusat bisnis dan tidak jauh dari tempat wisata Opera House yang menjadi ikon kota tersebut.
Beberapa lokasi di sekitar kafe sudah diamankan oleh kepolisian Australia. (Baca:
Hadapi Penyanderaan, Australia Aktifkan Gugus Anti-Teror)
Lima sandera diketahui telah berhasil melarikan diri, sementara sejumlah sandera lainnya masih berada di dalam kafe. (Baca:
Dua Orang Lagi Bebas dari Penyanderaan di Sydney )
Namun pihak kepolisian New South Wales, tidak memastikan apa sandera benar dibebaskan atau melarikan diri.
Sampai dengan saat ini, pihak kepolisian masih melakukan negosiasi dengan penyandera tersebut.
Penyandera diketahui menghubungi beberapa kantor untuk menyampaikan tuntutannya.
Terdapat dua permintaan yang diajukan oleh si penyandera, yaitu berbicara dengan Perdana Menteri Tony Abbott dan mengantarkan bendera ISIS ke kafe tersebut. (Baca:
Penyandera di Sydney Minta Bendera ISIS)