PERUBAHAN IKLIM

Tupai dan Berang-berang Sumbang Pemanasan Global

CNN Indonesia
Kamis, 18 Des 2014 14:35 WIB
Pemanasan global ternyata tidak hanya disebabkan oleh manusia, namun penelitian terbaru menunjukkan ada peran binatang pengerat seperti tupai di Arktik.
Pemanasan global ternyata tidak hanya disebabkan oleh manusia, namun penelitian terbaru menunjukkan ada peran binatang pengerat seperti tupai di Arktik. (Thinkstock)
CNN Indonesia -- Pemanasan global ternyata tidak hanya disebabkan aktivitas industri dan transportasi manusia, tetapi juga oleh hewan. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa tupai dan berang-berang ternyata menyumbang pemanasan global, membuat para peneliti harus merevisi temuan mereka sebelumnya.

Diberitakan Telegraph, Rabu (17/12), tupai tanah arktik tidur melingkar dan menghangatkan tanah di Tundra di Kutub Utara, melepaskan karbondioksida ke udara, sementara berang-berang mengeluarkan methan lebih banyak 200 kali lipat ketimbang yang mereka hasilkan 100 tahun lalu, berdasarkan penelitian ahli di Serikat Geofisika Amerika, AGU.

Kotoran dan urine binatang pengerat mempercepat pelepasan karbon dari permafrost, lapisan tanah beku, menyebabkan efek rumah kaca di lingkaran Arktik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karbon terakumulasi di permafrost selama puluhan ribu tahun. Suhu tanahnya sangat dingin, sehingga ketika tanaman atau hewan mati, mereka tidak terurai, tapi karbonnya pelan-pelan menumpuk," kata Dr Sue Natali dari AGU.

"Saat ini karbon yang ada di bumi sekitar 1.500 miliar ton. Sebagai bayangan, jumlah itu dua kali lipat dibanding yang terdapat dalam atmosfer," kata Natali.

Peneliti menemukan bahwa liang tupai lebih hangat ketimbang tanah di sekitarnya, sementara nitrogen dalam tanah yang dihasilkan oleh hasil pembuangan tubuh tupai juga berdampak pada pemanasan global.

Sementara itu berang-berang telah membuat bendungan lebih dari 42 ribu kilometer persegi. Bendungan ini menyebabkan beberapa bagian sungai menjadi dangkal dan kurang oksigen, memicu pembentukan methane.

Gas methane tidak bisa terurai sehingga terlepas ke atmosfer. Menurut penelitian terpisah oleh jurnal AMBIO, berang-berang yang jumlahnya mencapai 10 juta ekor di dunia ini menyebabkan pelepasan sekitar 881 ribu ton methan ke atmosfer setiap tahunnya.

Para ahli mengatakan, dengan penelitian ini berarti mereka harus merevisi teori soal perubahan iklim anthropogenis atau yang dihasilkan oleh manusia dengan memperhitungkan pengaruh "rodentopogenic".

Namun tetap saja, manusia masih merupakan penyumbang terbesar pemanasan global. Badan Perlindungan Lingkungan AS mengatakan methan adalah gas rumah kaca terbanyak yang dihasilkan oleh aktivitas manusia di Amerika Serikat.

Sementara secara global manusia menyumbang 60 persen pelepasan methan.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER