Havana, CNN Indonesia -- Presiden Kuba Raul Castro menyambut baik pertukaran tahanan antara Kuba dan Amerika Serikat pada Rabu (17/12) yang menandai membaiknya hubungan kedua negara setelah bermusuhan lebih dari lima dekade.
Amerika Serikat membebaskan tiga mata-mata Kuba sebagai imbalan bagi pembebasan pekerja AS Alan Gross, yang dipenjara di Kuba pada 2009 dan seorang agen intelijen AS yang memata-matai Kuba yang telah mendekam di penjara Kuba selama hampir 20 tahun.
"Kita perlu belajar untuk hidup bersama dengan cara yang beradab, dengan perbedaan-perbedaan kita," kata Castro dalam pidato televisi yang memicu kegembiraan di jalan-jalan Havana, di mana mata-mata Kuba dianggap pahlawan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Castro, yang dikenal untuk gayanya yang merendah, menghindari pernyataan kemenangan dalam pidatonya di televisi tapi mengatakan pembebasan mereka adalah "sukacita besar bagi keluarga mereka dan semua kita semua."
Dua agen lain sebelumnya telah dibebaskan setelah masa hukuman mereka selesai.
Gambar dari “Cuban Five”, mereka yang ditahan AS, terpajang di papan-papan iklan di seluruh Kuba dan mereka disebut sebagai "pahlawan anti-teroris” di media resmi untuk pekerjaan mereka dalam memata-matai kelompok-kelompok ekstremis Kuba di pengasingan di Florida, AS.
Castro memuji Obama untuk menyetujui pertukaran tahanan dan mendorong hubungan baru dengan Kuba.
"Keputusan oleh Presiden Obama ini layak mendapat penghormatan dan pengakuan oleh rakyat kita," kata Castro, berbicara pada saat yang dengan Obama yang mengumumkan pemerintahannya akan memulihkan hubungan diplomatik kedua negara.
Castro, 83, mengambil alih kursi presiden Kuba pada 2008 dari kakaknya Fidel Castro.
Sejak itu, ia telah bergerak untuk mendorong pengembangan perusahaan swasta dengan reformasi ekonomi sederhana, meskipun ia telah menegaskan perubahan itu ditujukan untuk memperkuat pemerintahan komunis.
Ia pergi ke bandara internasional Havana pada Rabu (17/12) untuk menerima tiga agen intelijen Kuba yang dibebaskan setelah 16 tahun mendekam di penjara-penjara AS.
Televisi pemerintah Kuba memperlihatkan rekaman ketiga tahanan itu berpelukan dengan Castro, saudara, teman dan pejabat pemerintah Kuba.
Gerardo Hernandez, 49, pemimpin kelompok itu, telah menjalani hukuman penjara seumur hidup untuk konspirasi karena pembunuhan yang terkait dengan penembakan angkatan udara Kuba terhadap pesawat sipil AS pada 1996.
Dua lainnya, Antonio Guerrero, 56, dan Ramon Labanino, 51, sedianya akan dirilis pada beberapa tahun mendatang.
"Jenderal, kami masih begitu emosional, kami tidak memiliki kata-kata, tapi apa yang kami miliki sekarang adalah rasa syukur," kata Hernandez Castro, merujuk pada pangkat militer Castro.