HUBUNGAN AS-KUBA

Genta di Havana, Murka di Miami

CNN Indonesia
Kamis, 18 Des 2014 16:02 WIB
Keputusan bersejarah yang menandai berakhirnya permusuhan AS-Kuba selama 50 tahun, mengundang reaksi beragam dari publik Amerika dan Kuba.
Warga Amerika yang menentang membaiknya hubungan AS-Kuba mengatakan mereka tidak mempercayai Castro. (Reuters/Javier Galeano)
Miami, CNN Indonesia -- Bel gereja bergema pada Rabu (17/12) sore di Havana, menandai sebuah momen bersejarah—Kuba dan Amerika Serikat akan memulai kembali hubungan diplomatik kedua negara setelah bermusuhan lebih dari lima dekade.

Di AS, para pendukung kebijakan ini bertemu dengan demonstran yang menentang kebijakan Obama. Sementara di jalan-jalan Havana, warga Kuba merayakan berakhirnya permusuhan kedua negara setelah Presiden Raul Castro mengumumkannya di televisi.

Meski begitu, tetap ada keraguan dalam suka cita warga Kuba.

Yusaby Perez, seorang blogger Kuba yang sering mengkritik pemerintah, mencuit bahwa tetangganya bertanya apakah perubahan dalam hubungan perdagangan AS - Kuba akan berarti bahwa ia akhirnya bisa membeli daging.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yoani Sanchez, seorang blogger Kuba lain, mengecam apa yang ia gambarkan sebagai kemenangan yang diplot rezim Castro lewat pertukaran tahanan kedua negara.

"Dengan kendala utama bagi perbaikan hubungan diplomatik dihilangkan, satu-satunya yang tidak diketahui adalah langkah berikutnya," tulisnya dalam sebuah kolom untuk 14ymedio.com.

"Apakah pemerintah Kuba merencanakan langkah lain untuk kembali ke posisi kekuatan tandingan pemerintah AS? Atau apakah semua kartu sudah dibuka saat ini, di depan mata penduduk yang lelah mengantisipasi bahwa rezim Castro juga akan memenangkan langkah berikutnya,” ungkap Sanchez.

Meski langkah selanjutnya belum jelas, aura kebahagiaan tampak di pasar-pasar di Havana, di mana kerumungan orang menonton pidato dari Raul Castro dan Barack Obama lewat televisi.

14ymedio.com mengatakan orang-orang itu saling berpelukan dan melempar ciuman kepada Obama di televisi.

Miami Murka
Demonstran mengatakan Obama pengecut karena kebijakannya terkait Kuba. (Reuters/Javier Galeano)

Di Miami, di mana populasi imigran Kuba cukup besar, protes menentang kebijakan Obama terhadap Kuba terjadi.

Perdebatan terjadi di daerah Little Havana antara kelompok pemuda dan generasi yang lebih tua. Para pemuda mendukung keputusan Obama, sementara generasi tua menentangnya.

Di luar Kafe Versailles yang populer, para demonstran berteriak, “Obama pegecut! Pengecut! Pengecut!” Sementara spanduk-spanduk bertuliskan: “Pemerintahan Obama berkonspirasi dengan teroris Castro”.

Seorang pria berdiri dengan bendera Amerika terikat di lehernya, tersenyum dan dengan bangga memegang karton dengan wajah Obama saat demonstran lain meneriakinya.

Sebuah survey yang diadakan pada Juni lalu di Universitas Internasional Florida menunjukkan bahwa lebih dari setengah warga keturunan Kuba-Amerika mendukung dicabutnya embargo terhadap Kuba dan perbaikan hubungan kedua negara.

Generasi muda yang baru pindah ke AS, menurut analis, lebih terbuka untuk dialog dan memiliki prioritas berbeda dari generasi yang lebih tua yang datang ke AS puluhan tahun lalu.

George Davila mengatakan kepada CNN bahwa sudah waktunya perubahan datang.

“Saya mewakili generasi Kuba yang sangat tertarik pada masa depan Kuba. Menurut kami, hari-hari baik untuk Kuba telah datang. Rakyat Kuba harus berhenti menjadi pion catur,” katanya.

Generasi tua
Meski berbahagia atas pembebasan Alan Gross, demonstran mengatakan harga yang dibayarkan terlalu mahal. (Reuters/Lawrence Jackson)

Beberapa orang tua Kuba yang terusir di Miami, adalah yang paling menentang keputusan Obama.

Mereka ikut senang atas pembebasan Alan Gross, namun mereka khawatir harga yang dibayar terlalu mahal.

“Terdapat sejarah panjang mengapa orang-orang di sini merasa marah, mereka adalah orang-orang yang pernah tersakiti,” kata John Losada, yang telah tinggal di pengasingan sejak 1960an.

Walikota Miami, Tomas Pedro Regalado, yang datang ke Amerika pada 1960an, mengatakan Kuba kemungkinan akan menahan lebih banyak orang dan melakukan pelanggaran HAM lebih parah setelah kebijakan ini. Pemerintahan Castro tidak akan mengubah cara mereka.

Bagi Felix Gonzalez, seorang Kuba Amerika, 76, memulihkan hubungan dengan Kuba terasa seperti “pengkhiatan”.

“Saya tidak mempercayai pemerintahan Castro. Tidak akan pernah,” ungkapnya.

“Ini adalah kejutan besar buat saya,” kata Raul Galvan, sejarawan Kuba-Amerika. “Saya tau mereka membuka pintu ekonomi. Tapi lebih dari itu, ini hanya awal. Masih banyak yang harus dilakukan.”

Galvan, yang telah tinggal di AS sejak 1960an, mengatakan kepada CNN bahwa ia bersyukur Obama mengambil langkah untuk memperbaiki hubungan kedua negara.

“Sisi Kuba dalam diri saya,” katanya,”berharap suatu hari saya bisa berkunjung ke Kuba dengan bebas.”
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER