Yiwu, CNN Indonesia -- Sebuah kota di Tiongkok digadang sebagai "Desa Natal", bukan karena mayoritas warganya pemeluk Kristen yang taat, melainkan karena di tempat itulah sebagian besar ornamen Natal yang tersebar di seluruh dunia diproduksi.
Adalah kota Yiwu di provinsi Zhejiang, tenggara Tiongkok, yang menghasilkan 60 persen ornamen Natal di seluruh dunia. Di tempat ini, berdiri 600 pabrik penghasil dekorasi Natal.
The Guardian dalam artikelnya pekan lalu menyambangi salah satu pabrik. Di dalamnya, serbuk dan cat merah bertaburan dari lantai, tembok hingga atap.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sini diproduksi mulai dari pohon Natal fiber optik hingga topi Santa. Kebanyakan pekerjanya bukanlah para peri seperti dalam dongeng Sinterklas, tapi para pekerja migran yang dibayar sekitar Rp3-5 juta per bulannya.
Pekerja yang menghabiskan 10 masker agar tidak menghisap serbuk pewarna ini, yang bernafas sesak di kepulan asap pewarna, bahkan tidak tahu apa itu Natal.
"Mungkin seperti Tahun Baru Tiongkok buat orang asing," kata seorang pekerja berusia 19 tahun, Wei, yang jauh-jauh datang dari provinsi Guizhou untuk bekerja di Yiwu tahun ini, dikutip dari kantor berita Sina.
 Seorang pria pekerja di pabrik pembuat ornamen Natal kota Yiwu diselimuti tubuhnya oleh serbuk pewarna merah. (Reuters/China Daily) |
Bersama ayahnya, dia bekerja 12 jam sehari membuat kepingan salju dari polystyrene, menyelupkannya di lem dan mewarnainya dengan serbuk pewarna. Setiap hari, mereka menghasilkan 5.000 kepingan salju.
Saat bekerja, tubuh mereka-dari kepala hingga kaki--terbaluti warna merah. Ayahnya memakai topi Santa, bukan apa-apa, hanya agar rambutnya tidak terkena pewarna.
Mereka mengaku hanya bekerja untuk mengumpulkan uang untuk biaya pernikahan Wei. Tahun depan mereka menolak mentah-mentah jika ditawari lagi pekerjaan yang melelahkan ini.
Produk-produk Natal ini dijual di Yiwu International Trade Market, yang oleh PBB ditetapkan sebagai "pasar grosir komoditas kecil terbesar di seluruh dunia". Tempat ini memiliki 62 ribu kios yang menjual berbagai ornamen dan mainan.
Mengincar pasar kelas menengah ke bawah, penjualan di tempat itu tinggi saat resesi. Namun penjualan internasional saat ini turun, terutama karena kalah dengan pedagang online seperti Alibaba atau Made In China.
Di Alibaba ada 1,4 juta dekorasi Natal yang berbeda, siap dikirimkan ke seluruh dunia hanya dengan memencet tombol. Sementara di pasar Yiwu, sebagai perbandingan, hanya ada 400 ribu produk.
Menurut Cai Qingliang, wakil ketua Asosiasi Industri Produk-produk Natal, pasar domestik untuk produk mereka tengah bergairah, terutama karena warga Tiongkok akan menjelang festival tahunan pemujaan.
Pada festival itu, atribut Sinterklas diperkirakan akan laku keras. Bukan karena banyak warga Tiongkok memeluk Kristen, tapi karena sosok Sinterklas lebih dikenal ketimbang Yesus, seperti diulas The Economist.