Vatikan, CNN Indonesia -- Para pejabat tinggi Vatikan berharap akan beramah tamah dan bertukar basa-basi dalam pertemuan Natal tahunan mereka dengan Paus Fransiskus pada Senin (22/12).
Namun sebaliknya, mereka justru mendapat kritik pedas dari Paus.
Paus memanfaatkan kesempatan dalam seremoni tahunan itu untuk menyampaikan kecaman keras dan mengatakan bahwa para pendeta, uskup dan kardinal yang mengelola Kuria, pemerintahan pusat Gereja Katoril Roma, sebagai orang-orang yang hanya berpikir soal karir mereka, berkomplot, serakah dan terinfeksi dengan “spiritual Alzheimer”.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Paus Fransiskus, paus non-Eropa pertama dalam 1300 tahun terakhir, telah menolak terjebak dalam birokrasi gereja dan bertekad untuk membuat hierarki Vatikan lebih dekat dengan 1,2 miliar pengikutnya di seluruh dunia.
Untuk itu, ia telah berencana untuk mereformasi dominasi Italia dalam Kuria, yang perebutan kekuasaan didalamnya telah diketahui bertanggung jawab atas keputusan Paus Benediktus XVI menjadi Paus pertama dalam enam abad yang mengundurkan diri tahun lalu.
“Kuria perlu berubah. Sebuah Kuria yang tidak mengkritik dirinya sendiri, yang tidak memperbarui diri sendiri, yang tidak mencoba untuk memperbaiki, adalah tubuh yang sakit," katanya dalam pidato yang suram.
Dia menyebut tidak kurang dari 15 "penyakit dan godaan", dari "spiritual Alzheimer” orang-orang yang terpesona oleh benda-benda duniawi dan kekuasaan, hingga "skizofrenia eksistensial”, orang-orang yang telah menyerah pada kemuraman, pola pikir dengan hati yang keras.
Paus Fransiskus mengatakan beberapa orang di Kuria bertindak seolah-olah mereka "abadi, kebal atau bahkan sangat diperlukan”, referensi yang jelas mengarah pada pensiun kardinal yang tetap berada di Vatikan dan terus menggunakan pengaruh mereka.
Dia mengatakan kepada pejabat Vatikan bahwa terlalu banyak dari mereka menderita "persaingan dan kesombongan”, atasan mengistimewakan anak didiknya dan bawahan menjilat pada bos mereka demi karir, sementara yang lain mengumpankan gosip atau informasi palsu kepada media.
Tapi Paus menyelesaikan ucapannya dengan nada yang lebih riang. Sebelum megucapkan selamat Natal, ia menyerukan administrator Vatikan untuk menjadi lebih gembira.