Washington, CNN Indonesia -- Kelompok hak-hak sipil AS mendesak Departemen Kehakiman menunjuk jaksa khusus untuk menyelidiki penggunaan metode penyiksaan dan tindakan ekstrim lain oleh CIA ketika menginterogasi tahanan.
Dalam surat kepada Jaksa Agung Eric Holder, American Civil Liberties Union, ACLU, dan Human Rights Watch mengatakan bahwa laporan Komite Intelijen Senat tentang CIA meliputi satu informasi penting baru terkait taktik, keputusan penggunaannya dan jumlah tahanan yang menjadi korban.
Para pejabat pemerintah AS sebelumnya telah menyatakan Departemen Kehakiman tidak berencana membuka kembali penyelidikan atas perilaku interogator CIA terhadap tahanan yang ditangkap setelah serangan 11 Septemberi 2001.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami yakin kegagalan melkuakan penyelidikan kriminal yang komprehensih akan menjadi faktor yang membuat penyiksaan tetap opsi kebijakan yang bisa diterapkan oleh pemerintah mendatang; mengancam kemampuan AS dalam memberi masukan soal hak asasi manusia di luar negeri; dan mengkompromikan kepercayaan warga Amerika terhadap sistem hukum di dalam negeri," tulis surat kelompok tersebut.
Juru Bicara Departemen Kehakiman Marc Raimondi mengatakan pihak berwenang telah melakukan dua penyelidikan kriminal tetapi Departemen ini menolak mengadili siapapun atas dasar kekurangan bukti yang bisa diajukan dalam persidangan.
Dia mengatakan para penyelidik telah mengkaji laporan komite Senat itu tetapi tidak menemukan "informasi baru" yang "belum dipertimbangkan sebelumnya."
Pengawas hak asasi manusia internasional dan politisi, termasuk tokoh-tokoh PBB, juga telah meminta agar para pejabat yang disebut terlibat dalam taktik interogasi keras CIA seperti dalam laporan ini diajukan ke depan hukum.