Baghdad, CNN Indonesia -- Komunitas Kristiani Baghdad tetap menghadiri misa Malam Natal di gereja ditengah ancaman serangan dari kelompok jihadis.
Bangku Gereja Hati Suci Baghdad terisi penuh disaat umat menginat tahun terburuk sepanjang ingatan.
Tujuh polisi berjaga-jaga di luar rumah ibadah yang merupakan indikasi bahwa pemerintah Irak khawatir kelompok jihadis yang meanggap umat kristen sebagai kafir akan menyerang mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Umat di dal am gereja bernyanyi dengan kompak: "Praise Jesus, our Lord. Oh praise him' sementara dupe menial di tengah keremangan bagian dalam gereja.
Umat Kristen ini berdoa bagi ribuan umat Kristen lain yang tercerai berai tahun ini akibat jatuhnya kota Mosul ke tangan ISIS antara Juni dan Agustus dan terus melaju ke wilayah Kurdistan Irak, merebut kota Kristen Nineveh.
"Situasi akhir-akhir ini membuat kita bersedih demi saudara-saudara kita, apakah yang beragama Kristen atau bukan, yang tercerai berai dari rumah mereka dan yang terluka," kata Pendeta Thair Abdul Masih kepa kantor berita Reuters.
"Kristen adalah agama perdamaian dan kami bergoa agar mereka bisa pulang ke rumah masing-masing," ujarnya.
Sebagian umat terkait langsung dengan umat kristen Irak Utara yang terpaksa menungsi ke Kurdistan, Turki atau Lebanon.
"Mereka hidup dalam kesusahan tetapi kami masih saling mengucapkan selamat Natal dan Tahun Baru," ujar Fadi Rafaat, asisten pendeta.
"Kami merayakan kebahagiaan Natal, tetapi di dalam hati kami juga merasakan kesedihan Irak."
Masa liburan menjadi situasi yang berat bagi sebagian umat. Sebelumnya, seorang ibu dan puterinya berargumentasi mengenai perlu tidaknya tinggak di Irak atau pindah ke enegara lain.
Sang ibu bersikeras ingin mati di Irak tanpa rasa takut, tetapi puterinya sangat ingin melarikan diri. Tahun lalu, putera si ibu ditodong senjata oleh perampok ketika bekerja di satu toko perhiasan.
"Saya beharap bisa pergi dari negara ini secepat mungkin, karena umat Kristen seperti saya bisa dikejar oleh kaum ekstrimis dan berkurang jumlahnya sehingga hanya menjadi satu komunitas kecil," ujar sang anak yang menolak menyebutkan namanya. "Kehidupan kami akhir-akhir ini sulit."
Umat Kristen di Irak pernah mencapai 1,5 juta.
Sekarang jumlahnya kurang dari 500 ribu orang dari populasi yang diperkirakan berjumlah 32 juta.