Abuja, CNN Indonesia -- Seorang anak perempuan pelaku bom bunuh diri berusia 13 tahun, Zarahu Babangida, gagal meledakkan bom, ditangkap polisi dan kemudian mengungkapkan bagaimana orang tuanya menyerahkannya kepada kelompok teroris, Boko Haram, dalam sebuah konferensi pers.
Dikutip dari media lokal, The Sun, Babangida mengungkapkan bagaimana pelaku bom bunuh diri menyerang sebuah pasar yang menewaskan setidaknya empat orang pada 10 Desember lalu.
Babangida juga bercerita bagaimana awalnya ia bergabung dengan terorisme.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suatu hari, ia dibawa oleh orang tuanya ke wilayah Kano, ke sebuah semak-semak, di mana ia bertemu dengan teroris yang merekrutnya dan sejak itu, ia bersama perempuan pelaku bom bunuh diri yang lain dibawa ke negara bagian Kano untuk melakukan aksi teror.
Meski mengingat bahwa ia dibawa dan diserahkan di semak-semak, ia tak bisa mengingat pasti dimana lokasi tepatnya. Namun ia mengingat semua pria yang merekrutnya memegang senjata.
“Mereka menarik kami ke dekat sebuah rumah jerami dan menanyakan apakah kami siap mengorbankan diri kami (martir). Saya bertanya pada mereka, ‘apa itu martir?’ Mereka menjawab itu adalah bom bunuh diri. Saya mengatakan tidak. Mereka menjanjikan pada saya jika saya melakukannya, saya akan masuk surga,” Babangida menjelaskan.
“Ketika mereka mengatakan saya harus mati untuk bisa masuk surga, bahwa saya harus meledakkan diri dan mati, saya mengatakan saya tidak bisa melakukannya,” lanjut gadis itu, seperti dikutitp dari The Telegraph.
Karena diancam akan dibunuh, ia pasrah ketika militan Boko Haram menempelkan bom di rompinya.
Dua gadis lain meledakkan diri mereka di pasar Kano pada 10 Desember lalu. Polisi mengatakan empat tewas dan tujuh lainnya luka-luka akibat ledakan itu, termasuk Babangida.
Seorang komisioner polisi, Aderenle Shinaba, mengatakan gadis itu ditahan di rumah sakit dengan luka di bagian kaki.
Setelah gagal meledakkan bom, ia ke rumah sakit dengan menggunakan taksi, dan berkata pada sopir taksi bahwa ia meninggalkan rompi dengan bomnya di kursi penumpang. Sopir taksi lalu menelpon polisi.
Menurut Shinaba,gadis itu akan tetap ditahan hingga penyelidikan rampung dan pengadilan memutuskan nasibnya ke depan.
Polisi juga mengatakan belum bisa menemukan sang ayah hingga kini.
Boko Haram memicu kutukan dari dunia internasional ketika mereka menculik 276 anak sekolah perempuan pada April lalu. Beberapa berhasil melarikan diri namun 219 masih hilang.
Belum lama berselang, Boko Haram juga diduga menculik lebih dari 100 wanita dan anak-anak pada Minggu (14/12).