Tehran, CNN Indonesia -- Iran berencana memperluas langkah "smart filtering" pada internet yang merupakan kebijkan menyensor isi situs yang tidak diinginkan tanpa melarang situs tersebut secara keseluruhan seperti sebelumnya.
Pemerintah Iran mengatakan skema baru ini memungkinkan Tehran mencabut larangan terhadap situs-situs tertentu, dan hanya menyensor isinya saja.
Kebijakan ini diambil sejalan dengan upaya Presiden Hassan Rouhani untuk mengendorkan pembatasan sosial terhadap situs-situs yang tidak disukai, tetapi belum jelas dampaknya terhadap kebebasan internet.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat ini, kebijakan smart filtering hanya diberlakukan pada satu jaringan sosial yang menjadi proyek perintis dan proses ini akan berlanjut secara bertahap hingga bisa diterapkan pada semua jaringan," ujar Mahmoud Vaezi, menteri komunikasi Iran, seperti dikutip kantor berta milik pemerintah, IRNA.
Vaezi tampaknya merujuk pada instagram, situs berbagi foto milik Facebook, yang sudah disensor tetapi tidak diblok.
Sebelumnya instagram bisa diakses tanpa ada sensor, tetapi sejumlah akun diblok oleh pemerintah salah satunya adalah @RichkidsofTehran, akun yang menampilkan foto-foto kaum muda Iran memamerkan kekayaan mereka.
Tetapi kemudian satu akun dengan tujuan sama dengan nama @RichkidsofTeh dibuat untuk mengecoh sensor pemerintah tersebut.
"Kami menerapkan kebijakan smart filtering untuk memblok penjahat dan isi situs internet yang tidak etis, tetapi masyarakat bisa memanfaatkan isi lain situs itu," ujar Vaezi dalam jumpa pers.
Dia menambahkan kebijakan ini akan diterapkan penuh pada Juni 2015.
 Mantan Presiden Mahmoud Ahmadinejad sempat berencana membuat koneksi internet di Iran tidak terhubung dengan jaringan internet internasional. (Reuters/Jeff Zelevansky) |
Pihak berwenang Irak tidak hanya khawatir dengan isi situs yang dianggapnya melenceng secara moral, yang bisa meliputi pornografi hingga foto perempuan Iran tanpa busana muslim, tetapi juga dengan materi yang memiliki tujuan politik.
Media sosial digunakan secara luas dalam aksi protes Iran pada 2009 untuk menyelenggarakan dan menyebarkan berita tentang gerakan yang akhirnya dihentikan oleh pasukan keamanan itu.
Di bawah bekas presiden Mahmoud Ahmadinejad, Tehran sempat melayangkan ide mengganti internet dengan intranet nasional yang tidak terhubung dengan jaringa situs dunia dan dikendalikan oleh pihak berwenang.
Namun, rencana ini tampaknya tidak jadi diterapkan.