Tagbilaran, CNN Indonesia -- Sebuah pesawat maskapai AirAsia Zest gagal terbang di bandara Filipina akibat kempis pada ban pendaratan. Pesawat yang tidak bisa bergerak di landasan menyebabkan operasional bandara terhambat.
Diberitakan Asia One pada Senin (29/12) insiden ini terjadi pada Minggu (28/12) sekitar pukul 9 waktu setempat di Bandara Tagbilaran, sesaat setelah 178 penumpang dan kru naik ke kabin dan kargo dimasukkan dalam penerbangan dari kota Tagbilaran menuju Manila.
Ban pendaratan Airbus A320 itu kempis sehingga tidak bisa bergerak di landasan pacu, membuat pesawat lain tidak bisa terbang maupun mendarat. Sedikitnya enam penerbangan maskapai Philippine Airlines dan Cebu Pacific dari dan menuju Manila dibatalkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
AirAsia Zest sebagian besar sahamnya dimiliki oleh AirAsia Filipina, gabungan antara AirAsia Filipina dan ZestAir, satu grup dengan AirAsia Malaysia.
Bandara baru bisa beroperasi normal pada Senin bagi setelah pesawat berhasil dipindahkan dari tengah landasan pacu.
Insiden ini terjadi di hari yang sama hilangnya pesawat AirAsia QZ8501 jurusan Surabaya-Singapura.
Jenny Tan, juru bicara AirAsia Filipina, mengatakan masalah ini diselesaikan di hari yang sama saat insiden terjadi. Namun karena bandara tersebut tidak dilengkapi sarana penerbangan malam hari, pesawat baru bisa berangkat pada Senin pukul 6:57 pagi.
"Masalahnya ada pada roda yang kempis," kata Jenny Tan, juru bicara AirAsia Filipina.