Mosul, CNN Indonesia -- Koalisi serangan udara yang dipimpin oleh Amerika Serikat melancarkan 20 serangan ke markas kelompok militan ISIS pada Minggu (4/1) dan Senin (5/1). Serangan udara di awal Januari ini menargetkan dapat memukul mundur anggota ISIS dan menghancurkan operasi minyak mentah yang dikuasai oleh ISIS.
Koalisi serangan udara atau Combined Joint Task Force menyatakan telah meluncurkan 14 serangan udara di Suriah pada Senin (5/1), memukul lima titik pengumpulan minyak dan pipa gabungan yang berada di dekat Dawr az Zawr.
"Serangan udara dilakukan antara hari Minggu pagi dan Senin pagi," bunyi pernyataan resmi Combined Joint Task Force, seperti ditulis Reuters pada Senin (5/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Serangan udara lainnya diluncurkan di dekat kota Kobani yang dekat dengan perbatasan Suriah, mengenai memukul dua unit pasukan ISIS.
Sementara di Irak, enam serangan udara diluncurkan di dekat Mosul, al-Qaim, Ramadi dan al-Asad, mengenai empat unit pejuang ISIS.
Menurut Institute for the Study of War, koalisi serangan udara yang dipimpin oleh AS sejak September 2014 lalu telah menewaskan 553 anggota militan ISIS sepanjang tahun 2014.
Serangan udara juga telah berhasil membantu pejuang Kurdi untuk merebut dua kota, yaitu kota Gwer dan Mahmour di Irak.
Pada Desember lalu, tiga pemimpin tinggi ISIS tewas dalam serangan udara yang diluncurkan militer koalisi.
Letnan Jenderal James Terry menyatakan dua di antara tiga pemimpin tinggi ISIS tersebut adalah Abd al-Basit, yang mendapat sebutan Emir; dan Haji Mutazz, yang dikenal sebagai wakil dari komandan senior ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi.
Dengan dalih ingin mendirikan negara Islam di Irak dan Suriah, kelompok militan ISIS telah menewaskan 1.878 warga sipil di Suriah dan 5.500 warga sipil di Irak sepanjang 2014.
ISIS juga telah membunuh 120 anggotanya yang berusaha melarikan diri.
(ama)