PENCARIAN AIRASIA

Negara-negara Antre Ingin Bantu Cari Pesawat AirAsia

Ranny Virginia Utami | CNN Indonesia
Rabu, 07 Jan 2015 17:04 WIB
Total saat ini ada 11 negara yang menurunkan bantuan mencari AirAsia, sementara ada empat negara yang antre siap ikut membantu.
Total saat ini ada 11 negara yang menurunkan bantuan mencari AirAsia, sementara ada empat negara yang antre siap ikut membantu. (Reuters/Beawiharta)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebelas negara terlibat langsung dalam upaya pencarian pesawat AirAsia QZ8510 dengan menurunkan kapal dan pesawat, sementara empat negara lainnya antre untuk ikut membantu. Kementerian Luar Negeri RI mengapresiasi semangat kerja sama internasional yang berlandaskan nilai-nilai kemanusiaan tersebut.

"Semangat kerja sama internasional ini perlu dihargai dan menjadi contoh dalam menghadapi berbagai masalah kemanusiaan di berbagai negeri manapun di masa mendatang," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Christiawan Nasir, Rabu (7/1).

Lebih lanjut pria yang akrab disapa Tata ini mengungkapkan, fokus utama yang menjadi prioritas dari bantuan ini adalah untuk mencari dan mengevakuasi korban secepat mungkin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelas negara yang terlibat langsung dalam operasi pencarian pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh akhir Desember lalu adalah Singapura, Malaysia, Australia, Korea Selatan, Amerika Serikat, Jepang, Rusia, Tiongkok, Inggris, Perancis dan Selandia Baru.

Sembilan di antaranya telah mengirimkan kapal dan pesawat serta helikopter untuk membantu proses pencarian dan evakuasi, sementara dua negara lainnya, yaitu Perancis dan Inggris, mengirimkan peralatan juga tim ahli untuk membantu proses penyelidikan juga pencarian pesawat.

Selain itu, terdapat pula tim identifikasi korban bencana atau DVI melalui kerja sama interpol dari empat negara yang turut bergabung, di antaranya adalah Singapura, Uni Emirat Arab, Korea Selatan dan Australia.

Bantuan asing terus mengantre

Direktorat Konsuler Kementerian Luar Negeri RI, Tri Tharyat mengungkapkan terdapat empat negara lain yang saat ini dalam posisi siaga. Mereka siap membantu Indonesia dalam operasi pesawat jatuh AirAsia QZ 8501 jika dibutuhkan.

"Tawaran bantuan yang diterima melalui Menteri Luar Negeri di antaranya dari India, Vietnam, Thailand dan Kanada," ujar Tri.

Menurut Tri, Badan SAR Nasional merasa bantuan sampai saat ini masih cukup, namun tidak menolak jika ada negara asing yang memiliki peralatan atau teknologi canggih yang belum dimiliki.

"Misalnya, kapsul untuk memfasilitasi orang di kedalaman laut," ujar Tri memberikan contoh.

Kementerian Luar Negeri RI mengklaim pihaknya cukup cepat dalam mengambil sikap ketika mengetahui kabar pesawat AirAsia rute Surabaya-Singapura hilang radar pada Minggu 28 Desember.

"Beberapa menit setelah kejadian kami dapat informasi ada beberapa warga negara asing, kami langsung menyampaikan ke kedutaan besar yang bersangkutan yang ada di Jakarta," ujar Tri.

Pada waktu bersamaan, Tri mengungkapkan bahwa Menlu RI banyak menerima tawaran langsung dari berbagai negara untuk membantu proses pencarian dan dalam waktu singkat Kementerian langsung memberikan izin bagi negara-negara yang ingin membantu, berkoordinasi dengan Basarnas.

"Biasanya proses perizinan ini memakan waktu beberapa hari, namun ini hanya berlangsung kurang lebih tiga menit," ujar Tri.

Setelah memberikan izin, pihak kementerian juga mengarahkan perwakilan Indonesia di luar negeri untuk segera menuntaskan proses administrasi bagi tim ahli asing yang dikirim ke Indonesia.

"Kami sudah memberikan instruksi kepada seluruh perwakilan Indonesia untuk memfasilitasi visa, lalu kami juga bantu perizinan bea cukainya dan juga diberikan bebas visa bagi tim SAR asing," ujar Tri.

Berikut rincian bantuan asing yang telah diterima Indonesia:

1. Singapura: 4 pesawat Hercules, 2 helikopter dan 5 kapal.
2. Malaysia: 1 pesawat Hercules dan 5 kapal.
3. Australia: 2 pesawat Orion.
4. Korea Selatan: 1 pesawat Orion.
5. Amerika Serikat: 2 helikopter dan 2 kapal.
6. Jepang: 3 helikopter dan 2 kapal.
7. Rusia: 2 pesawat, salah satunya pesawat amfibi, dan penyelam.
8. Tiongkok: 1 kapal dan tim ahli dari semacam KNKT.
9. Inggris: peralatan, termasuk detektor kedalaman laut.
10. Perancis: tim ahli dari semacam KNKT.
11. Selandia Baru: 1 pesawat Orion. (den/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER