PENEMBAKAN DI PARIS

Pembunuh Kartunis Nabi Sudah Lama Masuk Daftar Teroris

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Kamis, 08 Jan 2015 10:20 WIB
Cherif Kouachi, salah satu buronan, masuk daftar teroris setelah terlibat jaringan al-Qaidah pada 2008. Bersama kakaknya, Said, Cherif menembaki para kartunis.
Cherif Kouachi, salah satu buronan, masuk daftar teroris setelah terlibat jaringan al-Qaidah pada 2008. Bersama kakaknya, Said, Cherif menembaki para kartunis. (Handout/Reuters TV)
Paris, CNN Indonesia -- Satu dari tiga tersangka penembakan 12 orang di kantor majalah Charlie Hebdo telah lama masuk dalam daftar pengawasan aparat keamanan di Perancis setelah tertangkap akibat kasus terorisme.

Kepolisian Perancis telah merilis tiga nama pelaku, yaitu dua bersaudara Said Kouachi, 34, dan Cherif Kouachi, 32, dan Hamyd Mourad, 18. Mourad telah menyerahkan diri ke kepolisian, sementara Kouachi bersaudara masih dalam buronan polisi.

Cherif, warga keturunan Aljazair, telah masuk dalam daftar terorisme setelah dipenjara selama tiga tahun pada Mei 2008 karena terlibat jaringan al-Qaidah di Paris. Dia hanya menjalankan hukuman selama 18 bulan, dan sisanya ditangguhkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat itu Cherif bersama dengan enam orang lainnya dituduh telah memfasilitasi dan mengirim puluhan pemuda Perancis untuk bergabung dengan Abu Musab al-Zarqawi, pemimpin al-Qaidah di Iraq, melalui jaringan di Suriah dan Mesir.

Aparat meyakini, Cherif berencana pergi untuk berlatih di Suriah pada 2005.

Nama Cherif juga terdapat dalam database teroris di Amerika Serikat, seperti disampaikan oleh anggota Komite Intelijen Kongres AS, Mike McCaul.

Menurut artikel New York Times tahun 2005, Cherif mengaku terinspirasi untuk berjihad setelah melihat penyiksaan dan pelecehan terhadap para tahanan di penjara Abu Ghraib oleh tentara Amerika Serikat.

Sebelumnya, menurut koran Liberation, Cherif bukanlah seorang Muslim yang taat, sering minum-minum, merokok dan punya kekasih.

Cherif dan Said lahir di Paris dan besar kota Rennes sebelum pindah kembali ke ibukota Perancis. Di kota ini, Cheris bekerja sebagai pengantar Pizza.

Kedua bersaudara Kouachi adalah militan berpengalaman di medan perang. Hal ini bisa dilihat dari cara penyerangan mereka dengan strategi yang tersusun dengan baik.

Menurut saksi mata, mereka membawa senapan serbu dan sebuah peluncur roket saat menyerang majalah penggambar kartun Nabi Muhammad itu. Total 12 orang tewas, dan 50 tembakan dilepaskan di siang bolong.

Namun Mourad, yang baru berusia 18 tahun, belum memiliki pengalaman sama sekali dalam berperang. Metro News di Paris menuliskan bahwa Mourad baru saja lulus dari SMA di Charleville-Mezieres, dekat kota Reims. Dia menyerahkan diri setelah melihat namanya di media sosial.

Insiden ini adalah serangan teroris terbesar di Perancis dalam sepuluh tahun terakhir. Pemerintah Perancis menaikkan tingkat ancaman teror ke level tertinggi dan menambah pengamanan di rumah ibadah, toko-toko, kantor media dan alat transportasi. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER